Perempuan Aceh Menjadi Korban Politik Uang

 
BANDA ACEH - Ketua Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan Aceh Bungoeng Jeumpa (SP Aceh), Cut Risma Aini mengatakan bahwa, perempuan di Aceh masih menjadi sasaran politik uang (money politic)untuk kepentingan para calon legislatif (caleg) meraih dukungan suara. Namun setelah caleg tersebut terpilih, kaum peremuan Aceh hanya menjadi korban, dimana kepentingan perempuan tidak menjadi prioritas di parlemen.

"Ini masih terjadi berdasarkan pengalaman dan hasil survei yang kami lakukan. Hal itu karena di Aceh pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan dengan pemilih laki-laki," kata Ketua Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan Aceh (SP Aceh) Cut Risma Aini kepada wartawan dalam konferensi pers, Jumat (6/3/2014) di Banda Aceh.

Pendidikan politik untuk perempuan, kata Cut Risma, masih sangat minim dilakukan, dimana pemahaman tentang substantive perempuan belum menjadi agenda penting partai politik/caleg.

"Ini yang sangat disayangkan, saat perempuan dikorbankan menjadi money politik, setelah itu ketika terpilih tidak memperjuangkan hak-hak perempuan. Yang sayang disayangkan lagi, mereka (caleg terpilih) tidak mau menjumpai masyarakat itu lagi," jelasnya.

Solidaritas Perempuan Aceh, Cut Risma menambahkan, akan mendukung Calon Legislatif (Caleg) yang memberikan perhatian dan komitmen terhadap kepentingan perempuan Aceh dalam berbagai isu.

"750 orang pemilih perempuan akan melakukan pemantauan dengan melakukan tracking caleg yang mengusung nilai-nilai perdamaian yang anti kekerasan kepada perempuan dan kelompok minoritas lainnya," tambahnya

Solidaritas ini, jelas Cut Risma, akan mendorong kepada semua caleg mempromosikan dan memperjuangkan hak-hak konstitusi warga negara, termasuk memperjuangkan keberagamaan dan anti kekerasan terhadap perempuan.

"Namun bagi caleg yang sering melakukan kekerasan perempuan itu sudah jelas tidak masuk dalam dukungan kami," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Komunitas Perempuan Aceh Nasional, Ida Rustam menjelaskan, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan caleg yang menurut penilaian mereka merupakan caleg yang akan memperjuangkan hak-hak perempuan.

"Kami akan melakukan pertemuan dulu. Dalam pertemuan tersebut kami akan melakukan penilaian kembali. Pembicaraan caleg tersebut akan kami nilai," jelasnya.

"Nanti, apabila caleg tersebut terpilih dan tidak memperjuangkan hak-hak perempuan, bukti pembicaraan dalam pertemuang tersebut akan diberikan kepada caleg itu. Kami akan lakukan Mosi tidak percaya terhadap caleg yang bersangkutan, karena sudah melakukan pembohongan publik, karena ini penting kami lakukan, karena jangan hanya perempuan saja yang dijadikan korban politik," tambahnya.(Fauzul Husni)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

LANGUAGE