November lalu, aksi penyadapan oleh Australia terhadap Indonesia mencuat ke permukaan dan menjadi salah satu topik yang hangat dibicarakan.
Bahkan ketika pihak Indonesia dengan tegas melakukan protes, pemerintah Australia juga belum secara resmi mengatakan permintaan maaf mereka. Namun, Australia berjanji tidak akan melakukannya lagi.
Akan tetapi menjadi satu hal yang lucu ketika segala sesuatunya terbalik. Kabarnya, pihak kepolisian Australia sedang melakukan investigasi terhadap dugaan mata-mata yang ada di sebuah organisasi ilmiah paling terkenal di negara itu bernama Commonwealth Science and Industrial Research Organization (CSIRO).
Dikutip dari Tvnz (04/12), dugaan itu berawal dari kecurigaan pihak CSIRO terhadap seorang karyawan berkebangsaan China yang bekerja di tempat tersebut dan telah menggunakan salah satu komputer di CSIRO untuk mengakses banyak data secara sembunyi-sembunyi.
"Kami menganggap ini adalah masalah yang serius. Kita telah menyerahkan masalah ini ke pihak kepolisan federal Australia (Autralian Federal Police)," jelas juru bicara CSIRO, Huw Morgan.
Walaupun sudah mengantongi identitas orang yang diduga melakukan mata-mata itu, namun pihak kepolisian Australia belum melakukan tindakan penangkapan.
Orang berkebangsaan China tersebut adalah salah seorang mahasiswa pasca-doctoral di laboratorium nanoteknologi yang memiliki data-data sensitif di Melbourne.
Pihak Australia juga khawatir karena letak dari CSIRO ini berdekatan dengan kantor Defence Science and Technology Organisation milik pemerintah Australia. (*/mdk)
Posting Komentar