CVCN NEWS — Seorang tentara di kesatuan militer Prancis ditahan setelah kedapatan merencanakan serangan teror terhadap sebuah masjid di Lyon. Sebelumnya, dia diketahui juga pernah menyerang sebuah masjid tahun lalu.
Diberitakan BBC, Minggu 11 Agustus 2013, tentara yang bertugas di pangkalan udara dekat Lyon ini diduga adalah anggota teroris sayap kanan di Prancis. Kementerian Dalam Negeri Prancis dalam pernyataannya mengatakan, tersangka yang tidak disebutkan namanya ini memiliki senjata untuk melakukan tindak terorisme.
Penyelidikan badan intelijen Prancis, DCRI, menyebutkan tentara 23 tahun ini merencanakan serangan senjata api di masjid wilayah Venissieux, Lyon, pada akhir bulan Ramadan lalu.
Sebelumnya, pelaku diduga pernah melakukan serangan di masjid Bordeaux tahun lalu. Dalam pernyataannya, Mendagri Prancis Manuel Valls menegaskan bahwa pemerintah akan melawan seluruh bentuk kekerasan ekstremis yang menyebar kebencian. "Tidak ada toleransi lagi," ujarnya.
Pernyataan Valls disampaikan seiring semakin berkembangnya paham sayap kanan ekstrem di Prancis. Pemerintah Prancis bulan lalu telah memberangus tiga kelompok sayap kanan, yaitu Third Way, the Revolutionary Nationalist Youth dan the Desire to Dream.
Kelompok ini diduga berada di balik kematian aktivis sayap kiri Clement Meric, 18. Meric tewas setelah dipukuli di wilayah perbelanjaan kota Paris Juni lalu. (*/viva/BBC)
Posting Komentar