Belakangan ini, dunia internasional tengah digemparkan atas bocoran
dokumen dari Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional
Amerika Serikat (NSA). Dalam bocoran tersebut, NSA dituding 'liar'
menyadap komunikasi warga AS, bahkan sejumlah negara dan pemimpin dunia
-- termasuk para sekutunya.
Sebut saja, Presiden Brasil Dilma Rousseff dan Presiden Meksiko Enrique
Pena Nieto yang disebut pernah disadap NSA. Juga Kanselir Jerman Angela
Merkel, warga Prancis dan Spanyol. Bahkan Indonesia diduga menjadi
sasaran penyadapan NSA. [baca: Jubir Obama Jelaskan Penyadapan AS ke
Prancis, Jerman, Spanyol]
Seperti apa rekam jejak NSA? NSA merupakan agensi kriptografi AS yang
didirikan Presiden Harry S Truman pada 4 November 1952. Jadi, beberapa
hari lagi, NSA akan berulang tahun ke-61 tahun.
NSA dikepalai oleh seorang direktur dari militer AS berpangkat Letnan
Jenderal atau Laksamana Madya. Lembaga ini merupakan komponen kunci dari
komunitas intelijen Amerika Serikat yang dipimpin Direktur Intelijen
Nasional.
Seperti dimuat situs resmi Nsa.gov, Jumat (1/11/2013), NSA bergerak
dalam menjaga informasi AS. NSA yang beroperasi di bawah Departemen
Pertahanan AS ini telah berkontribusi besar dalam menyediakan informasi
kepada para pemimpin AS dalam mengambil keputusan militer.
"NSA menyediakan informasi untuk Departemen Pertahanan, komunitas
intelijen, agen pemerintah, koalisi dan sekutu pemerintah. Kami juga
menyampaikan strategi kritis dan informasi untuk taktik perang kepada
para pemimpin."
NSA disebutkan juga bekerja untuk menjaga privasi pemerintah AS dan
mencegah pihak luar mengakses informasi sensitif tentang keamanan
negara. NSA juga bertugas dalam mengumpulkan, memproses, dan menyebarkan
informasi intelijen dari sinyal asing demi tujuan intelijen dan
kontra-intelijen, serta untuk mendukung operasi militer.
"Badan kami juga mampu untuk melakukan perang siber demi menumpas
kelompok teroris dan jaringan lain yang terkait di luar negeri, yang
sesuai dengan hukum AS, demi melindungi privasi dan kebebasan sipil."
NSA saat ini dipimpin oleh Jenderal Keith B Alexander dan wakilnya, John C Inglis.
Operasi NSA
Kegiatan-kegiatan NSA meliputi penyadapan dan pengamanan. Penyadapan NSA
meliputi telepon, komunikasi Internet, komunikasi radio, serta
komunikasi-komunikasi lainnya yang bisa disadap. Pengamanan NSA meliputi
komunikasi militer, diplomatik, serta komunikasi-komunikasi rahasia
atau sensitif pemerintah.
NSA merupakan organisasi yang mempekerjakan ahli matematika dan memiliki
superkomputer terbanyak di dunia. Meski demikian NSA mengklaim, mencoba
untuk tetap low profile. Bahkan Pemerintah AS pernah tidak mengakui
keberadaannya selama beberapa tahun. Karena itu, NSA sering dipelesetkan
sebagai No Such Agency, atau Never Say Anything (jangan bilang
apa-apa).
Karena tugasnya mengumpulkan informasi, termasuk informasi rahasia, maka
NSA juga terlibat dalam penelitian kriptoanalisis, pemecahan sandi dan
kode. Pendahulu NSA seperti Purple Code, Venona, dan JN-25 sendiri telah
berhasil memecahkan banyak sandi pada Perang Dunia II.
Markas besar NSA terletak di Fort George G. Meade, Maryland, sekitar 16
km di timur laut Washington, DC. Anggaran yang digunakan NSA
dirahasiakan oleh pemerintah AS, namun total penggunaan listrik tahunan
NSA saja melebihi 31 juta dolar AS (190 miliar rupiah).
Pada tahun 2006, surat kabar AS Baltimore Sun melaporkan NSA berisiko
terbebani masalah listrik yang diakibatkan kurangnya infrastruktur
listrik di Fort Meade untuk menjalankan peralatan-peralatan NSA.
Selain markas besar di Ft. Meade, NSA juga memiliki fasilitas-fasilitas
lain seperti Pusat Kriptologi Texas di San Antonio, Texas. NSA juga
terlibat dalam industri keamanan komunikasi, di antaranya pembuatan
perangkat keras dan lunak khusus komunikasi aman, pabrik semikonduktor
khusus di Fort Meade, serta penilitian kriptografi tingkat tinggi. NSA
juga memiliki kontrak dengan perusahaan-perusahaan swasta di bidang
riset dan peralatan.
Sejarah NSA
Asal mula NSA muncul dari Badan Keamanan Angkatan Bersenjata (AFSA) pada
20 Mei 1949. Organisasi ini awalnya didirikan di bawah naungan Dephan
AS, di bawah komando para Kepala Staf di militer AS.
AFSA awalnya bertugas untuk mengatur aktivitas intelijen elektronik dan
komunikasi dari intelijen militer di ketentaraan AS. Namun AFSA hanya
memiliki kendali koordinasi yang kecil.
Kemudian pada 10 Desember 1951, Direktur CIA Walter Bedell Smith
mengirimkan memo kepada Sekretaris Eksekutif Dewan Keamanan Nasional AS
James S. Lay, menyatakan "kendali dan koordinasi terhadap pengumpulan
dan pemrosesan intelijen komunikasi terbukti tidak efektif" dan
menyarankan sebuah survei terhadap aktivitas intelijen komunikasi.
Usulan ini diterima pada 13 Desember 1951, dan penyelidikan diizinkan
pada 28 Desember 1951. Laporan tersebut selesai pada 13 Juni 1952,
dikenal sebagai "Laporan Komite Brownell" dari nama ketua komite Herbert
Brownell.
Komite ini menyelidiki sejarah aktivitas intelijen komunikasi AS dan
merekomendasikan adanya koordinasi dan pengaturan yang jauh lebih besar
di tingkat nasional. AFSA kemudian diganti menjadi NSA. Dan peran NSA
tidak hanya mencakup intelijen angkatan bersenjata.
Formalisasi dari pembentukan NSA disahkan oleh surat yang ditulis
Presiden AS Harry S Truman pada Juni 1952. NSA didirikan secara resmi
melalui revisi National Security Council Intelligence Directive (NSCID)
pada 24 Oktober 1952, dan mulai eksis pada 4 November 1952. Surat Truman
tersebut nyatanya merupakan informasi rahasia, dan tidak diketahui
publik selama bertahun-tahun.
Beda dengan CIA
Meski sama-sama mengumpulkan informasi intelijen, NSA memiliki perbedaan dengan Central Intelligence Agency (CIA). Secara rinci, tugas CIA yakni;
Pertama, mengumpulkan informasi yang dapat mengungkap
rencana, niat dan kemampuan musuh. Serta menyediakan informasi dasar
dalam membuat keputusan dan mengambil tindakan.
Kedua, menghasilkan analisis intelijen yang memberikan
wawasan, peringatan kepada Presiden dan pengambil keputusan yang
bertugas melindungi dan memajukan kepentingan Amerika.
Ketiga, melakukan aksi rahasia di bawah arahan presiden untuk mencegah adanya ancaman atau mewujudkan kebijakan AS.
Pegawai Membelot
Edward Snowden bukanlah karyawan NSA yang pertama kali membocorkan
rahasia. Pada 23 Juli 1963, 2 agen NSA membelot ke Rusia. Kedua karyawan
yang tak disebutkan namanya itu disebutkan bekerja untuk Rusia. Mereka
membocorkan informasi rahasia AS ke Rusia.
Kemudian ada kabar, seorang karyawan NSA bunuh diri di tengah
investigasi atas dokumen rahasia AS dibocorkan ke Rusia. Beberapa kasus
ini menuai kritikan dari pengamat intelijen kepada NSA.
"Jika kasus ini kembali terjadi, maka para petinggi NSA harus mundur,"
kata pengamat dan jurnalis David Kahn, seperti kutip dari Wikipedia.
Kasus lainnya, NSA juga pernah dikritik karena pemimpinnya memecat
karyawan atas tuduhan yang tidak jelas. Karyawan tak diberi kesempatan
untuk memberikan pembelaan.
Dalam jajak pendapat, bahkan sebelum Edward Snowden beraksi, warga AS
tak setuju dengan pengumpulan data rahasia yang dilakukan NSA. Besaran
responden yang tak setuju: survei Rasmussen, 59%, survei Gallup 53%, dan
survei Pew 56%.(ACW)
Posting Komentar