Dalam kelanjutan perundingan perdamaian Suriah antara pemerintah dan kubu oposisi di Jenewa, Ahad, 26 Januari, delegasi oposisi menuntut agar tawanan perempuan dan anak-anak segera dibebaskan.
Dalam konferensi, kubu oposisi menyerahkan daftar 47.000 tahanan yang diduga telah diciduk oleh aparat rezim Basyar Asad.
Seorang anggota delegasi Koalisi Nasional Suriah, Monzer Akbik, mengatakan banyak warga menderita karena anggota keluarga mereka diculik.
“Hari ini kami berusaha mengakhiri mimpi buruk negara kami. Terdapat ribuan keluarga yang ingin tahu di mana anggota keluarga tercinta, anak-anak, putra, istri, ayah, saudara laki-laki dan saudara perempuan mereka,” kata Akbik.
“Mereka telah diculik oleh polisi rezim dan mereka tidak mengetahui keberadaan anggota keluarga mereka,” tambahnya.
Dalam perundingan tatap muka pertama pada Sabtu (25/1) kemarin, kedua delegasi membicarakan rute-rute aman untuk pengiriman bantuan ke sebagian wilayah kota Homs yang terkepung.
Penengah PBB, Lakhdar Brahimi, menyebut pembahasan ini sebagai permulaan positif meskipun belum dicapai kesepakatan.
Toh perundingan Jenewa 2 ini tak diminati para pejuang Islam yang riil berjuang di Suriah. Mujahidin dari segenap Tanzhim Islam di Suriah berperang membebaskan negeri Suriah dari kezaliman dan kekufuran untuk menegakkan daulah Islam di kawasan Bumi Syam itu. Sementara upaya “perdamaian” yang diikuti oposisi sekuler Suriah bentukan Barat hanya ingin mengganti rezim Asad, dan tak ingin daulah dan syariat Islam tegak di negeri itu. (bbc)
salam-online
Posting Komentar