MAUNG DAW – Sejumlah Muslim Rohingya
dipukuli dan disiksa oleh komandan operasi taktis di resimen militer di Taung
Phyo, Maung Daw utara, karena berbicara dengan beberapa pengamat internasional,
lansir RVision.
“Jafar Alam bin Shomsul Hoque (45),
Rahimullah bin Karimullah (38) dan Ayub bin Ali Chand merupakan penduduk lokal
desa Ye Aung Chaung, Mi-Htaike, Taung-Pyo, Maung Daw utara. Pada tanggal 18
Septemeber 2013, Jafar dan Rahimullah mengunjungi rumah Ayub dan mengadakan
beberapa diskusi. Dan itu berlangsung sekitar pukul 13:30.
Tiba-tiba, pasukan militer dan
keamanan menggerebek rumah Ayub (yang merupakan pemimpin dari 100 rumah tangga
di desa itu) dengan dalih operasi pemeriksaan tamu. Mereka menangkap dan
menahan ketiga warga Rohingya tersebut karena dianggap mengunjungi dan menerima
tamu tanpa izin dari administrator desa. Setelah itu, militer membebaskan
mereka namun setelah mereka diperas sebesar 500.000 Kyat secara total.
Pada tanggal 21 September 2013,
beberapa pengamat internasional mengunjungi wilayah itu. Penduduk desa
menceritakan apa yang telah terjadi sebelumnya kepada para pengamat itu. (Tim
pengamat mengunjungi seluruh Maung Daw pada minggu ketiga Septemeber 2013).
Keesokan harinya, Komandan Opersi
Taktis (Bhyu-Haa-Hmuu) di Resimen Militer Taung Byo memanggil para
administrator dan sesepuh desa itu serta desa-desa tetangga ke kantornya.
Kemudian, sejumlah warga Rohingya yang hadir [ke kantor itu] dipukuli dan
disiksa karena berbicara dengan para pengamat. Dia memukuli mereka dengan mengatakan mengapa
mereka (warga) mengatakan kepada para pengamat tentang perilaku para petugasnya,
bukan kepada dia,” menurut kesaksian penduduk setempat.
“Meskipun warga menyampaikan keluhan
mereka kepadanya, dia tidak akan mengambil tindakan apapun. Itu terjadi
berkali-kali sebelumnya. Itu hanya alasan untuk menyiksa warga.
Dan kami sekarang dibatasi untuk
mengunjungi rumah-rumah tetangga kami di desa-desa kami bahkan pada siang hari.
Mungkin ini
merupakan bentuk pembatasan perjalanan yang paling buruk di dunia,” tambahnya. (banan/arrahmah.com)
Posting Komentar