Penilaian kritis Amien Rais terhadap Joko Widodo atau Jokowi mengundang perhatian dan komentar, tak terkecuali di social media.
Amien Rais, tokoh utama Muhammadiyah dan mantan Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR), berbicara soal Jokowi ketika berbicara dalam kuliah umum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2013).
Amien Rais menghendaki rakyat memilih calon presiden karena kinerjanya, bukan karena popularitasnya semata.
Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyamakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan bekas Presiden Filipina Joseph Estrada.
Di hadapan ratusan mahasiswa, Amien Rais mengungkapkan persamaan itu, karena Jokowi dan Joseph Estrada dipilih menjadi pemimpin karena popularitasnya.
Joseph Estrada populer di Filipina karena merupakan bintang film di negeri bekas jajahan Spanyol.
Namun, Joseph akhirnya hanya bertahan selama beberapa bulan memimpin Filipina, setelah digulingkan dalam kudeta tak berdarah tahun 2001, dan digantikan wakilnya, Gloria Aroyo.
"Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien.
"Jokowi memang tidak separah Joseph Estrada, tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," imbau Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Amien menuturkan, saat dipimpin Jokowi, Solo merupakan salah satu kota termiskin di Jawa Tengah.
"Daerahnya masih banyak yang kumuh, hanya Slamet Riyadi saja yang bagus, tapi Jokowi malah dinobatkan sebagai wali kota nomor tiga terbaik di muka bumi, mungkin hanya karena popularitas," sindirnya. (*/trib/Yahoo)
Posting Komentar