CVCN NEWS | , KUALA LUMPUR---Populasi tikus di Kuala Lumpur diperkirakan mencapai delapan juta ekor, melampaui jumlah penduduknya yang tercatat hanya dua juta jiwa akibat sikap warga, terutama pengusaha rumah makan yang membuang sisa makanan ke dalam got dan sungai.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Kuala Lumpur Datuk Seri Ahmad Phesal Talib, berdasarkan data saat kampanye menangkap tikus dan operasi kebersihan yang dijalankan Kantor Kesehatan dan Lingkungan Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL). "Kalau di Australia dan New Zealand, jumlah sapi lebih banyak dari penduduknya, kita terpaksa berhadapan dengan jumlah tikus yang lebih banyak," katanya seperti dikutip Berita Harian.
"Peningkatan jumlah itu akibat sikap orang kita yang hanya mementingkan pendapatan semata tanpa memikirkan akibat dari tindakan membuang sisa makanan ke dalam got," imbuhnya.
DBKL mengeluarkan dana sekitar 50 ribu ringgit (Rp 1,6 miliar) untuk mengupah orang menangkap tikus dan jutaan ringgit lagi dikeluarkan untuk memperbaiki saluran air di sekitar ibu kota. Kawasan seperti pasar, pusat jajan, dan lorong belakang restoran menjadi lokasi "ternakan" tikus karena banyak sisa makanan dibuang dalam got maupun tong sampah. Aktivitas mencuci piring dan peralatan memasak juga dilakukan di tepi saluran air sehingga mereka dengan mudah membuang sisa makanan ke dalam got.
Seorang pedagang, Abdul Rasull Abd Razak mengatakan lorong belakang di Lebuh Ampang sangat kotor akibat sampah dan sisa makanan dibuang sesuka hati dalam saluran air. "Keadaan itu bukan saja menyebabkan pembiakan tikus namun juga menjadi penyebab banjir hingga tiga meter setiap kali hujan lebat. DBKL memerlukan kerja sama pedagang dan pengusaha restoran untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sisa makanan ke dalam got," katanya.
Posting Komentar