Dua kota besar dunia, London dan Dubai, terus bersaing untuk menjadi
pusat keuangan syariah terbesar di dunia barat. Beberapa tahun terakhir,
keuangan syariah mulai menjadi jantung industri keuangan di Uni Emirat
Arab (UEA) dan Inggris.
Tahun ini Dubai telah meluncurkan tantangan paling berani yang belum
dilakukan London pada keuangan syariah. Dubai menetapkan aturan global
untuk menegakkan standar pada keuangan syariah dan industri halal,
seperti makanan halal, farmasi halal dan kosmetik halal. Meski begitu
Inggris tak ketinggalan.
Pemerintah Inggris baru-baru ini membentuk gugus tugas keuangan syariah
yang bertujuan meremajakan industri keuangan syariah di Inggris.
Perbankan raksasa Inggris, HSBC, merupakan penjamin emisi sukuk terbesar
di dunia. Hal ini membantu Inggris memiliki ‘kaki’ di setiap kota.
“Kami mendominasi di pasar modal syariah dan perdagangannya berlangsung
di Dubai,” ujar CEO Regional HSBC, Simon Cooper, seperti dikutip dari
The National, Rabu (1/5). Menurutnya pengembangan struktur obligasi
syariah di Dubai akan menguntungkan dan mengembangkan pusat keuangan
syariah di ibukota Inggris.
Walikota London, Boris Johnson berujar besarnya jumlah warga negara UEA
yang melakukan perjalanan selama musim panas menunjukkan peluang sektor
perbankan UEA semakin sehat. Bank terbesar di Dubai, Emirates NBD
berusaha mengembangkan bisnisnya di Inggris melalui London.
CEO Emirates NBD, Rick Pudner mengatakan pihaknya ingin membangun bisnis
grosir perbankan, pasar treasury dan bank swasta. “Itu komponen kunci
di sana,” ujarnya.
Dia menyebut bank adalah pendukung utama pertumbuhan keuangan syariah
Dubai di Inggris. Potensi keuntungan industri berbasis syariah bahkan
menarik Abu Dhabi Islamic Bank. Pemberi pinjaman telah mendirikan pusat
perbankan swasta di One Hyde Park di Knightsbridge, salah satu alamat
paling eksklusif di London dimana sebagian besar orang kaya tinggal di
sana.
Muslim menjadi kelompok agama kedua terbesar di Inggris dengan 2,7 juta
penduduk setelah Inggris. Dewan Komite Dubai yang bertugas mengawasi
perkembangan ekonomi syariah Emirat, Hussain Al Qemzi mengatakan tidak
ada alasan mengapa Dubai tidak bisa mengambil mahkota London sebagai
pusat daftar terbesar sukuk.
Pemerintah Dubai, Perusahaan Penerbangan Emirates dan Otoritas Listrik
dan Air Dubai telah menerbitkan total 2,75 miliar dolar AS melalui
listing di Nasdaq Dubai dan Dubai Financial Market.
London dan Dubai boleh saja berlomba-lomba berekspansi di wilayah
pesaingnya satu sama lain. Namun CEO Mashreq Al-Islami, Moinuddin Malim
mengatakan semakin global industri keuangan, maka semakin kurang
efektif.
“Keuangan syariah saat ini justru banyak bermain di lokal atau bisnis
regional,” ujarnya. Menurutnya tidak ada bank syariah di dunia yang
memiliki kehadiran di 10 atau 15 negara.
“Mereka kebanyakan pemain regional dan sebagian besar pemain lokal,”
katanya. Contohnya, kata Malim ialah Malaysia. Saat ini negara tersebut
menjadi pusat keuangan syariah terkemuka, tetapi kenyataannya semua itu
adalah hasil kebutuhan negaranya sendiri dan bukan dari ekspansi
bisnis ke negara lain.
(qr/nz/rol)
Posting Komentar