Media The New York Times mengumumkan pihaknya selama empat bulan
terakhir menjadi korban peretasan, Rabu waktu setempat. Harian terkenal
di Amerika Serikat ini menuding peretas asal Cina yang berafiliasi
dengan militer menjadi dalang pembobolan.
Sebagaimana dilaporkan Mehr News (31/1), New York times menulis, "Sejak
empat bulan lalu secara teratur hacker-hakcer Cina menyerang
sistem-sistem komputer surat kabar New York Times."
“Para peretas dapat saja merusak sistem kami. Tapi bukan itu yang mereka incar,” kata juru bicara Times, Marc Frons.
Serangan-serangan cyber tersebut menyebabkan munculnya masalah di
komputer-komputer surat kabar AS itu, bahkan password-password wartawan
dan reporter New York Times mengalami perubahan.
“Perusahaan IT yang kami sewa menemukan bukti bahwa peretas mencari
informasi narasumber yang membocorkan informasi mengenai kekayaan
Perdana Menteri Wen Jiabao kepada David Barboza,” tulis harian itu.
Barboza merupakan kepala biro harian tersebut di Shanghai yang
mengungkap rahasia kekayaan keluarga Wen senilai US$ 2,7 miliar atau Rp
26 triliun. Artikel yang dimuat pada 25 Oktober lalu itu mengungkapkan
seluk beluk kekayaan massif keluarga elit tersebut.
Peretas berhasil mencuri kata sandi dan membidik komputer milik 53
pegawai termasuk bekas kepala biro Beijing, Jim Yardley. Pria itu kini
menjabat sebagai kepala biro Asia Selatan dan bermarkas di New Delhi.
Namun belum diketahui apakah email-email sensitif terkait keluarga Wen
berhasil dicuri.
Tudingan itu tentu saja membuat berang Beijing. Kementerian Luar Negeri
Cina menyatakan tuduhan militer Cina terlibat dalam peretasan sangat
tidak masuk akal. “Mengaitkan peretasan dengan Cina tanpa bukti
merupakan tindakan tidak bertanggung jawab,” ungkap Hong Lei, juru
bicara Kementerian Luar Negeri Cina.
L NEW YORK TIMES | ASIAONE | CHANNEL NEWS ASIA
Posting Komentar