Fahri Hamzah, Politisi PKS |
JIKA orang yang bukan ahlinya berbicara, maka yang keluar dari pernyataannya hanyalah sebuah kebodohan bahkan kesesatan. Dan inilah yang saat ini terjadi ke banyak orang yang menjadi tokoh publik, berbicara bukan dalam kapasitasnya.
Demikian menurut DR Muhammad Mu’inudinillah Basri, di sela-sela acara refleksi perjalanan dakwah 10 tahun INSISTS Sabtu malam kemarin (26/1/2013).
Baru-baru ini seorang politisi yang dulunya aktivis dakwah bernama Fahri Hamzah (FH) ‘berkicau’ di akun twitternya dengan mengatakan agama tidak perlu negara dan dirinya secara tegas mengatakan ia tidak percaya dengan negara agama, telah menuai banyak pro-kontra.
“Saya melihat hal itu sebuah kebodohan bahkan sangat-sangat bodoh,” tegas DR Muhammad Mu’inudinillah Basri dilansir Islampos, minggu (27/1).
DR Muhammad Mu’in, menilai pernyataan Fahri Hamzah adalah pernyataan yang keluar dari orang yang tidak memiliki kapasitas untuk berbicara masalah tersebut.
“Inilah kalo setiap orang ngomong bukan pada kapasitasnya, walaupun itu tidak termasuk qath’iyat dalam dinul Islam tetapi bagi orang yang terjun di dunia dakwah maka hal itu bisa jadi sesuatu yang sangat aksiomatis, meskipun di kalangan orang awam sebaliknya,” ujarnya.
Pernyataan nyeleneh Fahri lebih cenderung ke arah mencari sensasi karena bukan sekali dua kali dia mengeluarkan pernyataan-pernyataan ‘aneh’ di akun twitternya bahkan di depan media. Jadi apa yang disampaikannya kali ini jelas menunjukkan kebodohan dirinya sebagai orang yang mengaku berasal dari ‘partai dakwah’ (baca: PKS).
Menurutnya, pernyataan FH bisa berimplikasi sangat luas dan bisa mengarah ke arah sekularisme. Agama tidak perlu negara itu sama saja menegaskan bahwa agama tidak boleh campur tangan dalam urusan negara.
“Kalau FH sebenarnya memahami apa yang disampaikannya itu salah, maka dia bisa dihukumi sebagai sosok dhalun mudhil (sesat menyesatkan). Dan pernyataanya itu bukan hanya salah tapi kesesatan yang sangat-sangat,” lugas DR Mu'in.
ISLAMPOS | ATC | 27/1
Posting Komentar