Mustafa (Kepala Biro Umum Prov. Aceh) Pukuli Mahasiswa Yang Berdemo Di Depan Kantor Gubernur Aceh, Pemerintah Aceh Minta Maaf
Foto : Mustafa ( Berbaju PDH Linmas Hijau dan Mahasiswa Yang Di Tangkap Polisi )
Banda Aceh (Antara) - Pemerintah Aceh menyatakan permintaan maaf terkait pemukulan yang dilakukan Kepala Biro Umum Pemerintah Aceh Mustafa terhadap seorang mahasiswa yang berunjuk rasa di Kantor Gubernur.
"Secara institusi kami meminta maaf. Kejadian ini tentu tidak kami inginkan. Apalagi saat kejadian, sedang berlangsung rapat pimpinan daerah di Kantor Gubernur," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Murthalamuddin di Banda Aceh, Senin.
Sebelumnya, Kepala Biro Umum Pemerintah Aceh Mustafa memukul kepala bagian belakang seorang mahasiswa pengunjuk rasa. Pemukulan berlangsung di hadapan sejumlah polisi dan kalangan wartawan yang meliput unjuk rasa di Kantor Gubernur.
Unjuk rasa tersebut berakhir rusuh. Sejumlah pengunjuk rasa diamankan polisi. Saat seorang demonstran diamankan polisi, tiba-tiba pejabat Pemerintah Aceh itu memukul kepala korban dari belakang.
Menurut Murthalamuddin, insiden terjadi terjadi spontanitas, tidak direncanakan. Hal itu dilakukan semata-mata agar Kantor Gubernur Aceh aman karena sedang berlangsung rapat pimpinan daerah.
"Tentu kita tidak ingin unjuk rasa mahasiswa berembes dan mengganggu rapat. Rapat tersebut dihadiri Gubernur Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh dan bupati/walikota se Provinsi Aceh," katanya.
Murthalamuddin menyebutkan, Pemerintah Aceh akan menyelesaikan insiden pemukulan tersebut secara kekeluargaan. Namun begitu, Pemerintah Aceh tidak bisa mengintervensi jika korban melapor ke polisi.
"Kalau memang korban melapor ke polisi, kami tidak bisa menghalanginya. Itu kan hak warga negara. Pemerintah Aceh akan memberikan bantuan hukum kepada aparatur jika bermasalah dengan hukum. Namun begitu, semua ini akan diselesaikan secara kekeluargaan," kata dia.
"Namun, semua sudah terjadi. Ini terjadi karena spontanitas saja. Kami berusaha mahasiswa pengunjuk rasa tidak masuk ke dalam dan bisa mengganggu jalannya rapat pimpinan daerah yang membahas persiapan pemilu," kata Mustafa.
Foto : Mustafa ( Berbaju PDH Linmas Hijau dan Mahasiswa Yang Di Tangkap Polisi )
Banda Aceh (Antara) - Pemerintah Aceh menyatakan permintaan maaf terkait pemukulan yang dilakukan Kepala Biro Umum Pemerintah Aceh Mustafa terhadap seorang mahasiswa yang berunjuk rasa di Kantor Gubernur.
"Secara institusi kami meminta maaf. Kejadian ini tentu tidak kami inginkan. Apalagi saat kejadian, sedang berlangsung rapat pimpinan daerah di Kantor Gubernur," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Murthalamuddin di Banda Aceh, Senin.
Sebelumnya, Kepala Biro Umum Pemerintah Aceh Mustafa memukul kepala bagian belakang seorang mahasiswa pengunjuk rasa. Pemukulan berlangsung di hadapan sejumlah polisi dan kalangan wartawan yang meliput unjuk rasa di Kantor Gubernur.
Unjuk rasa tersebut berakhir rusuh. Sejumlah pengunjuk rasa diamankan polisi. Saat seorang demonstran diamankan polisi, tiba-tiba pejabat Pemerintah Aceh itu memukul kepala korban dari belakang.
Menurut Murthalamuddin, insiden terjadi terjadi spontanitas, tidak direncanakan. Hal itu dilakukan semata-mata agar Kantor Gubernur Aceh aman karena sedang berlangsung rapat pimpinan daerah.
"Tentu kita tidak ingin unjuk rasa mahasiswa berembes dan mengganggu rapat. Rapat tersebut dihadiri Gubernur Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh dan bupati/walikota se Provinsi Aceh," katanya.
Murthalamuddin menyebutkan, Pemerintah Aceh akan menyelesaikan insiden pemukulan tersebut secara kekeluargaan. Namun begitu, Pemerintah Aceh tidak bisa mengintervensi jika korban melapor ke polisi.
"Kalau memang korban melapor ke polisi, kami tidak bisa menghalanginya. Itu kan hak warga negara. Pemerintah Aceh akan memberikan bantuan hukum kepada aparatur jika bermasalah dengan hukum. Namun begitu, semua ini akan diselesaikan secara kekeluargaan," kata dia.
"Namun, semua sudah terjadi. Ini terjadi karena spontanitas saja. Kami berusaha mahasiswa pengunjuk rasa tidak masuk ke dalam dan bisa mengganggu jalannya rapat pimpinan daerah yang membahas persiapan pemilu," kata Mustafa.
Posting Komentar