Guyonan Habib Rizieq tentang Kolom Agama di KTP


Jakarta  - Saat ini sedang terjadi polemik terkait wacana penghapusan kolom agama dari KTP. Ini merupakan upaya-upaya yang terindikasi mengubah negara menjadi lebih liberal dan menjauh dari asas Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagaimana terlampir dalam sila pertama Pancasila. 

Menanggapi masalah tersebut, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mengirimkan pesan guyonan yang isinya menggunakan logika kaum liberal. Berikut guyonan yang dibuat dalam bentuk dialog:

DIALOG : Perlukah Kolom Agama di KTP Dihapus? 

A : “Bro, tahu belum? Ada wacana kolom agama di KTP mau dihilangkan lho.” 

B : “Emang kenapa? Katanya negara berketuhanan, kok malah hilangkan agama?” 

A: “Katanya sih, kolom agama itu bisa mengakibatkan diskriminasi. Lagian agama juga urusan pribadi. Nggak usahlah dicantumkan di KTP.” 

B : “Nah, ntar ada juga orang yang ngaku mendapat perlakuan diskriminasi gara-gara jenis kelamin ditulis. Berarti kolom jenis kelamin juga harus dihapus dong. Laki-laki dan perempuan kan setara. ” 

C : “Eh, jangan lupa. Bisa juga lho perlakuan diskriminasi terjadi karena usia. Jadi hapus juga kolom tanggal lahir.” 

D : “Eit, ingat juga. Bangsa Indonesia ini juga sering fanatisme daerahnya muncul, terlebih kalau ada laga sepak bola. Jadi mestinya, kolom tempat lahir dan alamat juga dihapus.” 

B : “Ada juga lho, perlakuan diskriminasi itu gara-gara nama. Misal nih, ada orang dengan nama khas agama tertentu misalnya Abdullah, tapi tinggal di daerah yang mayoritas agamanya lain. Bisa tuh ntar dapat perlakuan diskriminasi. Jadi kolom nama juga wajib dihapus.” 

B: “Kalau status pernikahan gimana? Perlu gak dicantumkan?” 

A : “Itu harus dihapus. Nikah atau tidak nikah itu kan urusan pribadi masing-masing. Saya mau nikah kek, mau pacaran kek, itu kan urusan pribadi saya. Jadi kalau ada perempuan hamil besar mau melahirkan di rumah sakit, nggak usah ditanya KTP-nya, nggak usah ditanya sudah nikah belum, nggak usah ditanya mana suaminya. Langsung saja ditolong oleh dokter.” 

D : “Sebenarnya, kolom pekerjaan juga berpotensi diskriminasi. Coba bayangkan. Ketika di KTP ditulis pekerjaan adalah petani/buruh, kalau orang tersebut datang ke kantor pemerintahan, kira-kira pelayanannya apakah sama ramahnya jika di kolom pekerjaan ditulis TNI? Nggak kan? Buruh biasa dilecehkan. Jadi kolom pekerjaan juga harus dihapus.” 

C: “Kalau golongan darah gimana? Berpotensi diskriminasi nggak?” 

A : “Bisa juga. Namanya orang sensitif, apa-apa bisa jadi bahan diskriminasi.” 

E : “Lha terus, isi KTP apa dong? Nama : dihapus. Tempat tanggal lahir : dihapus. Alamat tinggal : dihapus. Agama : dihapus. Status perkawinan : dihapus. Golongan darah : dihapus. Berarti, KTP isinya kertas kosong doang….” 

A, B, C, D : (melongo)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

LANGUAGE