YOGYAKARTA: Delapan belas Ormas Islam yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Pecinta Sunnah Yogyakarta bersatu menyelenggarakan bedah buku yang diterbitkan MUI Pusat berjudul “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” pada Ahad, (15/12) di Masjid Kampus UGM Yogyakarta.
Dalam acara tersebut Bupati Sleman, Drs H Sri Purnomo, MS.i, memimpin langsung Deklarasi Masyarakat Pecinta Sunnah sebagai simbol bersatunya ormas-ormas Islam di Yogyakarta dalam menanggulangi dampak penyebaran ajaran Syiah di Indonesia. Deklarasi diakhiri dengan penandatanganan simbolis perwakilan masing-masing ormas dan dilanjutkan dengan bedah buku.
Hadir di acara ini, Ketua MUI Pusat Prof Dr Yunahar Ilyas yang juga merupakan anggota tim penulis buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”, Ketua dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Dr Muinudinillah Basri, MA, Deklarator Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) pusat M. Zaitun Rasmin, Lc, MA, serta Ustadz Fahrurazi Abu Syamil sebagai moderator.
Acara bedah buku yang dihadiri sekitar 2300 peserta—ihkawan dan akhwat—itu dimulai dengan penyampaian materi pertama tentang Sejarah Syiah oleh Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta, Dr Muinudinillah Basri, MA.
Menurut Muinudinillah, dari berbagai pendapat tentang sejarah kemunculan Syiah, yang dinilai paling kuat adalah pendapat yang mengatakan, “Syiah muncul di akhir-akhir kekhalifahan Ustman bin Affan dengan pura-pura masuk Islamnya seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba.“
Ia menegaskan, Abdullah bin Saba sengaja memusuhi Islam dari dalam dengan menghembuskan akidah-akidah agama Yahudi yang dikolaborasikan dengan akidah agama Majusi Persia. “Jadi Abdullah bin Saba adalah seorang yang membuat ajaran (agama) baru,” ujar tokoh Islam dari kota Solo itu.
Bersatunya ormas-ormas Islam dalam acara tersebut mendapat apresiasi positif dari mayoritas umat Islam di Yogyakarta.
Tercatat 18 ormas yang bergabung dalam komunitas Masyarakat Pecinta Sunnah, antara lain: Jamaah Shalahuddin UGM, FSLDK, LIDMI, Syam Organizer, FSRMY, Mahasiswa Pecinta Islam, Jamaah Ansharut Tauhid, Harakah Islamiyah, FORSALAMM, Indonesia Tanpa JIL – Yogyakarta, FKAM, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, KAMMI, Angkatan Muda Muhammadiyah, Laskar Mujahidin, KMNU UGM, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Hias Organizer. (kiblatnet)
Posting Komentar