Bocorkan Dokumen Penyadapan Indonesia, Media ABCnews Dikecam Australia



Media Australia, ABCnews, dihadapkan pada pertanyaan dari pihak parlemen mengenai maksud pembeberan penyadapan intelijen Australia terhadap sambungan telefon pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). ABC menilai penguakan informasi itu sudah tepat.

Direktur ABC Mark Scott dihadapkan pada banyak pertanyaan ketika melakukan pertemuan mengenai publikasi dokumen yang berasal dari pembocor dokumen intelijen Amerika Serikat (AS), Edward Snowden. Akibat publikasi ini, Scott memberikan keterangan di hadapan anggota Senat Australia, Selasa (19/11/2013).

Scott membantah bahwa ABC sudah menyimpan dokumen itu selama berbulan-bulan. Pihak Konservatif menuduh, Scott mengeluarkan dokumen tersebut untuk merusak citra Perdana Menteri Tony Abbott.

Penguakan informasi ini telah mengancam hubungan Australia dan Indonesia. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengumumkan menarik Duta Besar Nadjib Riphat terkait isu ini.

ABC dan Guardian Australia -yang memang rekanan- mempublikasikan berita yang berdasarkan dokumen Snowden itu. Dokumen itu berisi praktik penyadapan Defence Signals Directorate terhadap sambungan telefon pribadi Presiden SBY serta Ibu Negara Ani Yudhoyono.

"ABC mendapatkan dokumen beberapa hari sebelum mempublikasikan. Jadi kami tidak menyimpan informasi tersebut," ujar Mark Scott, seperti dikutip The Age, Selasa (19/11/2013).

"Dokumen yang dibocorkan ke Guardian (Inggris) oleh Snowden jumlahnya sangat banyak dan butuh waktu lama untuk memeriksanya. Saya yakin Guardian Australia hanya memiliki akses dari dokumen ini, 24 jam sebelum ABC," lanjutnya.

Senator dari kubu Liberal Anne Ruston mempertanyakan apakah diperbolehkan mempublikasikan dokumen yang ditandai "Top Secret" atau rahasia. Scott pun memiliki alasan tersendiri mengenai hal tersebut.

"Masalah mengenai relevan atau tidak itu hanya bisa diketahui dari kepentingan publik. Ada perbedaan antara kepentingan nasional dan kepentingan publik," tutur Scott.

"Saya menyadari beberapa materi dokumen ini memang memalukan dan bisa menimbulkan kesulitan antara hubungan Australia dan Indonesia dalam waktu pendek," tegasnya.

Scott menyatakan, ada beberapa dokumen yang tetap disembunyikan. Hal itu terpaksa dilakukan atas nasihat dari seorang pejabat Australia yang tidak disebutkan namanya. (*/theAge/Abc/okz)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

LANGUAGE