MASYARAKAT
internasional harus bertindak untuk menyingkirkan invasi Iran di
Suriah, kata kepala kelompok oposisi utama, Dewan Nasional Suriah (SNC),
dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di ibukota Turki pada hari
Sabtu kemarin (8/6/2013).
George Sabra mengatakan Iran dan wakilnya di Suriah, kelompok Syiah Hizbullah Lebanon, saling bekerja sama untuk menghancurkan keamanan nasional di Suriah dan di kawasan tersebut.
Sabra memperingatkan bahwa apa yang terjadi di Suriah merupakan upaya yang dilakukan oleh sekutu: “Iran, Hizbullah dan Perdana Menteri Iraq Nuri al-Maliki untuk mengubah wilayah itu menjadi kelompok-kelompok yang terpecah belah dan menolak adanya kehidupan berdampingan secara damai yang telah lama dinikmati oleh berbagai sekte keagamaan yang berbeda yang ada wilayah tersebut.
“Lonceng alarm sekarang berdering. Apa yang terjadi di Suriah akan membuka pintu neraka di kawasan itu,” ujarnya. Dia juga menambahkan dengan mengatakan bahwa” Iran sedang bekerja untuk mengubah wilayah kami menjadi kelompok-kelompok yang bertikai. Dan inilah apa yang diinginkan para Mullah di Iran.”
Namun, ia mengatakan apa yang terjadi di Suriah akan menutup pintu bagi inisiatif diplomatik yang diperlukan untuk mengakhiri konflik.
“Anda penjajah, rakyat Suriah akan menunggu Anda di setiap jalan di negeri ini,” ancamnya.
Dia juga mendesak Liga Arab untuk memberlakukan ketentuan yang mengatur negara-negara Arab untuk membela negara Arab lainnya dari invasi negara tertentu.
“Para penjajah telah menempatkan bendera hitam mereka di masjid dan gereja di Suriah,” kata Sabra mengacu kepada pendukung syiah Hizbullah yang mengibarkan bendera Syiah yang bertuliskan “Ya Hussein” di atas masjid.
“Kekuatan dunia tidak perlu diyakinkan, mereka mengetahui tentang fakta ini, itu sebabnya kami meminta mereka untuk mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi di Suriah.”
Sabra, seorang warga Kristen Suriah, menolak klaim bahwa para pejuang oposisi yang melawan rezim Assad adalah teroris atau kelompok Islam radikal.(fq/islampos/alarabiya)
George Sabra mengatakan Iran dan wakilnya di Suriah, kelompok Syiah Hizbullah Lebanon, saling bekerja sama untuk menghancurkan keamanan nasional di Suriah dan di kawasan tersebut.
Sabra memperingatkan bahwa apa yang terjadi di Suriah merupakan upaya yang dilakukan oleh sekutu: “Iran, Hizbullah dan Perdana Menteri Iraq Nuri al-Maliki untuk mengubah wilayah itu menjadi kelompok-kelompok yang terpecah belah dan menolak adanya kehidupan berdampingan secara damai yang telah lama dinikmati oleh berbagai sekte keagamaan yang berbeda yang ada wilayah tersebut.
“Lonceng alarm sekarang berdering. Apa yang terjadi di Suriah akan membuka pintu neraka di kawasan itu,” ujarnya. Dia juga menambahkan dengan mengatakan bahwa” Iran sedang bekerja untuk mengubah wilayah kami menjadi kelompok-kelompok yang bertikai. Dan inilah apa yang diinginkan para Mullah di Iran.”
Namun, ia mengatakan apa yang terjadi di Suriah akan menutup pintu bagi inisiatif diplomatik yang diperlukan untuk mengakhiri konflik.
“Anda penjajah, rakyat Suriah akan menunggu Anda di setiap jalan di negeri ini,” ancamnya.
Dia juga mendesak Liga Arab untuk memberlakukan ketentuan yang mengatur negara-negara Arab untuk membela negara Arab lainnya dari invasi negara tertentu.
“Para penjajah telah menempatkan bendera hitam mereka di masjid dan gereja di Suriah,” kata Sabra mengacu kepada pendukung syiah Hizbullah yang mengibarkan bendera Syiah yang bertuliskan “Ya Hussein” di atas masjid.
“Kekuatan dunia tidak perlu diyakinkan, mereka mengetahui tentang fakta ini, itu sebabnya kami meminta mereka untuk mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi di Suriah.”
Sabra, seorang warga Kristen Suriah, menolak klaim bahwa para pejuang oposisi yang melawan rezim Assad adalah teroris atau kelompok Islam radikal.(fq/islampos/alarabiya)
Posting Komentar