Jokowi Tidak Setuju Program BLSM untuk Warga Miskin "BLSM itu pendidikan yang nggak baik bagi masyarakat."

Gubernur DKI Jakarta Jokowi (kiri) tidak setuju pemberian BLSM untuk warga miskin.
CVCN | Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi ini tidak sependapat dengan program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) untuk warga miskin yang digagas pemerintah sebagai bagian dari kompensasi kenaikan harga BBM.
"Saya dari dulu memang tidak suka bantuan tunai. Apapun namanya," kata Jokowi di Balai Kota, Senin 17 Juni 2013.

Baginya kompensasi ini justru tidak sesuai dengan tujuan pemerintah mensejahterakan masyarakat. "Uang tunai dalam bentuk BLSM itu pendidikan yang nggak baik bagi masyarakat," ujarnya.

Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, daripada memberikan bantuan secara tunai, lebih baik pemerintah memberikan bantuan pada usaha kecil menengah produktif yang langsung bersentuhan dengan ekonomi rakyat.

Program ini kata dia, akan memberikan efek lebih baik bagi aspek kesejahteraan rakyat. "Saya nggak ngerti mana yang tepat mana yang nggak tepat, tapi pasti efeknya akan lebih baik," katanya.
Sementara itu, saat ditanya pendapat Jokowi mengenai rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM dan pemberian BLSM, dia enggan berkomentar. "Nggak tahu. Nggakngerti.  Tanya ke pemerintah pusat," tegasnya.
Meski tidak setuju pemberian bantuan tunai untuk warga miskin, Jokowi dalam salah satu programnya memberikan bantuan uang dalam bentuk Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang resmi diluncurkan pada Sabtu 1 Desember 2012 lalu. Jokowi merinci, dengan KJP ini, para siswa SMA dan SMK diberikan bantuan keperluan pendidikan Rp240 ribu. Sementara itu, untuk siswa SMP diberikan sebesar Rp210 ribu, dan siswa SD senilai Rp180 ribu.

"Dan itu bukan untuk biaya sekolah loh ya. Tapi, biaya beli seragam, beli sepatu, beli buku sama untuk biaya tambahan gizi, dan transpor. Jadi, karena beasiswa bisa ditanggung, jangan digunakan sama orang tuanya untuk kredit motor, beli tv. Jangan ya," ujar Jokowi.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

LANGUAGE