Apa sih arti sebuah bendera ? kenapa orang-orang harus berperang hanya untuk mengibarkan sebuah bendera ?.
Ada yang mengatakan bendera itu sebagai simbol persatuan !
Ada yang mengatakan bendera itu sebagai simbol kedaulatan !
Ada yang mengatakan bendera itu sebagai simbol kekuatan !
Ada yang mengatakan bendera itu sebagai simbol Martabat sebuah bangsa !
saya tidak tau entah kapan bendera itu mulai dipergunakan sebagai
simbol kebanggaan sebuah bangsa ?. Tapi yang jelas saat ini di bumi Aceh
yang saat “beberapa” kelompok sedang meributkan selember bendera yang
konon katanya akan menjadi “pendamping” bendera Merah Putih di Aceh
(kalau Merah Putih itu dimisalkan sebagai “suami”… yang bendera satu
lagi sebagai “Istri)… nah yang diributkan ini adalah “calon istri sang
Merah Putih”.
Dari sejumlah dakwa-dakwi mengenai bendera ini, saya melihat
mengerucut pada dua pilihan ; yaitu bendera Aceh yang dipakai semasa
Iskandar Muda (Alam Peudeung = Bintang Bulan dengan Pedang
Dibawahnya…. tapi ada catatan sejerah bendera Alam Peudeung berwarna
dasar “Hijau” bukan merah) atau bendera yang dipakai oleh Gerakan Aceh
Merdeka/GAM).
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang mayoritas berasal dari
Partai Aceh (PA) yang mengklaim sebagai representasi lanjutan perjuangan
GAM telah menyusun Qanun Bendera Aceh dengan pilihan Bendera yang
dipakai oleh GAM, tentunya memunculkan reaksi dari orang-orang Aceh yang
bukan GAM, yang sebelumnya juga sudah diawali dengan polimik Qanun Wali
Nanggroe.
Ah… mungkin cukup disini kita bahas mengenai konflik politik itu yang
tidak akan habis ujungnya kecuali Kiamat jadi hari ini sesuai dengan
Ramalan Suku Maya.
Kita kembali ke masalah bendera.
Dari dua bendera diatas hampir semua pihak yang “peduli” masalah
bendera ini setuju dengan warna dasar bendera adalah merah dan diatasnya
terdampar bulan sabit dan bintang. Yang diributkan adalah aksesoris
tambahan apakah menggunakan “pedang” atau menggunakan “strip hitam
putih” ?
Pihak yang mengusulkan Strip Hitam yang diapit oleh dua strip putih
berpendapat bahwa itu sebagai tanda berkabung. kepada pejuang yang
sudah “syahid” dan juga sebagai simbol suci nya perjuangan… apakah
bendera Aceh hanya sebagai simbol kesedihan ?
Pihak yang memperjuangkan “Pedang” karena simbol tersebut sudah
dipakai sejak Kerajaan Aceh masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Pedang menjadi simbol kekuasan Kerajaan yang sangat masyhur sampai
semenanjung Malaka. Apakah kita harus terjebak dalam Nostalgia
kemilangan masa lalu ?
Terlepas mana yang benar atau mana yang salah, haruskah keributan
dalam menentukan bendera Aceh itu perlu berlarut-larut ? perlukah darah
ditumpahkan lagi untuk menegakkan “kedaulatan Aceh yang semu” ?
haruskah Aceh “lhe sagoe” tercabik-cabik dengan pisahnya ALA dan ABAS.
Apa sih fungsi bendera itu bila Aceh tak bersatu ? Apa sih fungi
bendera itu bila orang Aceh tak sehati , Apa sih fungsi bendera itu bila
“rakyat Aceh” tak pernah berdaulat ?
Apakah bendera Aceh hanya sekedar simbol kecongkakan dan kepongahan
elit-elit GAM yang sekarang duduk manis di bangku kekuasaan ?
Daripada kita ribut mempermasalahkan harus milih Strip Hitam Putih
atau Pedang ! saya mengusulkan bendera yang fress dan lebih fun…
bendera itu kan kita kibarkan kita kita sedang senang-senang… ketika
kita bergembira.
Orang Aceh senang sama “Ganja” coba aja pasangin daun ganja di bendera ! pasti semua pada setuju !.
Orang Aceh senang kopi dan kopi Gayo sudah terkenal sampai ke Eropa… pasang aja cangkir kopi ! pasti orang gayo gak pisah lagi.
orang Aceh sampai sekarang masing di ninabobokkan dengan kalimat
“sibak rokoek teuk” pasang aja sebatang rukok di bendera… pasti orang
Aceh akan samakin terlena.
Kata mantan Nabi orang Aceh (baca : Gus Dur) : itu aja kok repot….!
Posting Komentar