PENINDASAN adalah alasan utama di balik keputusan seorang pria yang telah berusia 65-tahun untuk bergabung dengan Tentara Pembebasan Suriah dalam memerangi pasukan pemerintah pimpinan Presiden Bashar al-Assad.
“Sebelumnya kami ditekan, namun sekarang kami bisa berbicara,” ujar Abu Umar kepada Al Arabiya.
“Tidak ada yang berani untuk membawa senapan berburu di dalam negeri, namun saya ada di sini dan saya berjuang untuk melawan Anda Bashar al-Assad, meski saya telah berumur 65 tahun. Saya akan berjuang sampai saya mati.”
Abu Umar menceritakan kisahnya perang dimulai ketika bagaimana tokonya diserbu oleh pasukan keamanan Suriah dan ia ditangkap bersama 50 orang lainnya, yang menurut pengakuannya 30 dari mereka yang ditangkap kemudian dibunuh oleh tentara Assad.
“Aparat Keamanan Assad datang ketika toko saya terbuka, mereka mendorong saya hingga terjatuh. Satu aparat keamanan menginjakkan sepatu militernya ke leher saya, dan kemudian mengatakan kepada saya, Saya akan mematahkan leher Anda dengan sepatu bot ini.”
Abu Umar mengatakan pasukan keamanan kemudian menarik dirinya dan bersama warga lain ke dalam sebuah bus. “Kami tidak tahu kemana kami akan dibawa pada saat itu,” tambahnya.
Dia mencatat bahwa setelah mereka tiba ke lokasi yang dirahasiakan, mereka dilemparkan di kubangan air kotor yang penuh kotoran manusia mengambang di atasnya setelah pasukan keamanan menendang mereka dari belakang.
Abu Umar yang sudah sepuh ini, yang dulunya seorang veteran tentara Suriah, juga menuduh rezim menjual tanah Suriah ke Israel pada bulan Oktober 1973.
Posting Komentar