File photo shows the scene of a bomb attack near the Syrian capital, Damascus.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Kamis bahwa Moskow "sangat prihatin" tentang laporan serangan udara jauh di dalam Suriah.
Rusia mengutuk "tak beralasan" agresi rezim Tel Aviv jika informasi tersebut terbukti benar, pernyataan itu menambahkan.
Pada hari Rabu, tentara Suriah mengatakan dua orang tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan udara Israel di sebuah pusat penelitian di Jamraya, dekat ibukota, Damaskus. Israel menolak untuk mengomentari masalah ini.
Sumber di Tel Aviv telah menyatakan sebelumnya bahwa serangan itu ditargetkan konvoi 'senjata kimia' di Suriah.
"Jika informasi ini dikonfirmasi, maka kita berhadapan dengan serangan tak beralasan terhadap target terletak di wilayah suatu negara berdaulat, yang berani melanggar Piagam PBB dan tidak dapat diterima, tidak peduli motif yang digunakan untuk pembenaran," kata Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan.
Moskow mengatakan pihaknya mengambil "langkah-langkah mendesak" untuk memperjelas situasi.
"Kami sekali lagi menyerukan kepada mengakhiri semua kekerasan di Suriah, menggarisbawahi tidak dapat diterimanya semua jenis intervensi dari luar negeri, dan awal antar-Suriah dialog berdasarkan perjanjian Jenewa pada tanggal 30 Juni 2012."
Pada bulan Juni 2012, menteri luar negeri dari Inggris, China, Perancis, Rusia, dan beberapa negara lain, dan sekretaris negara AS, mengadakan pertemuan di Jenewa untuk membahas kerusuhan di Suriah.
Para peserta sepakat pada badan transisi di Suriah bahwa "dapat mencakup anggota-anggota pemerintah saat ini dan oposisi dan kelompok-kelompok lainnya, dan dibentuk atas dasar kesepakatan bersama."
Pada tanggal 12 Januari, Rusia juga mengatakan, "Seperti di masa lalu, kita tegas mendukung premis bahwa isu-isu masa depan Suriah harus diselesaikan dengan Suriah sendiri, tanpa campur tangan luar dan pengenaan siap pakai resep."
pressTV
Posting Komentar