Pernahkah kita mempertanyakan hal ini? Jika belum silahkan pertanyakan
segera! Atau pernahkah anda memperhatikan simbol-simbol bangunan, baju,
topi, tas, film-film yang beredar ataupun bentuk bangunan-bangunan di
Aceh, seperti hotel-hotel? Jika belum, coba perhatikan. Dan… apa yang
telah anda dapatkan?
Ternyata begitu banyak simbol-simbol ataupun gambar-gambar benda-benda
diatas yang membentuk simbol-simbol Yahudi. Sebut saja logo Bintang
David dan Mata Horus atau The All Seeing Eye. Sekurang-kurangnya ada dua
gedung yang memakai simbol ini, yakni, Hermes Palace’s Hotel dan Aceh
Eye Center.
Dan pada produk pakaian yang beredar di Aceh antara lain pada produk ProShop, baik logonya yang bergambar kepala Setan (yang biasanya dijadikan simbol musik rock metal) maupun gambar-gambar grafisnya yang ada pada t-shirtnya maupun topinya.
Dan pada produk pakaian yang beredar di Aceh antara lain pada produk ProShop, baik logonya yang bergambar kepala Setan (yang biasanya dijadikan simbol musik rock metal) maupun gambar-gambar grafisnya yang ada pada t-shirtnya maupun topinya.
Bahkan ada mesjid yang mendirikan tiang-tiang bendera maupun
menara-menara di depannya. Meskipun pemasangannya agak miring ke kiri.
Lantas untuk apa tiang-tiang ini? Untuk memasang bendera-kah? Tapi kalau
kita perhatikan, tiang-tiang bendera ini jarang dipakai bahkan tak
pernah. Seperti yang penulis lihat di kampung halaman penulis. Seperti
yang penulis ketahui, simbol pendirian tiang-tiang maupun menara di
tengah-tengah atau di depan sebuah bangunan yang diagungkan
(dihormati/dibanggakan) adalah kepercayaan Paganisme (penyembahan
terhadap dewa-dewi).
Salah satu simbol Hotel di Aceh |
Untuk logo pada simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing bisa kita
lihat pertamakali pada logo Uni Eropa, yakni lingkaran bintang pada
organisasi tersebut yang sebenarnya adalah simbol cincin Saturnus, yakni
dewa yang mereka agungkan. Pemasangan cincin ataupun tukar cincin pada
prosesi pernikahan maupun pertunangan yang tak tertutup kemungkinan
dilakukan di Aceh ini juga mengagungkan Saturnus. Lalu, logo
UNDP. Perhatikan logo PBB di atas tulisan UNDP. Jika kita perhatikan ada
33 seksi pada bagian dalam logo PBB. 33 sendiri adalah angka yang
paling disukai oleh organisasi Kabbalah, semacam Freemasonry. Logo Aceh
Peace Resource Center (APRC) juga bersimbol cincin Saturnus.
Seorang teman pernah mengatakan apalah arti sebuah simbol sehingga harus
kita, umat Islam, harus mempermasalahkannya. Menurutnya masih banyak
hal lain yang mesti dikaji. Dari buku “54 Cara Hancurkan Israel”
dijelaskan kalau ternyata peran simbol-simbol Zionis Israel ini juga
penting bagi kelangsungan hidup negeri penjajah itu. Karena ini adalah
salah satu bagian dari alat propaganda mereka.
Singkatnya, dengan memakai simbol-simbol Zionis Israel tersebut baik pada tas, topi, pakaian, dan lain sebagainya, maka, kita secara tidak langsung telah mendukung eksistensi negara teroris itu di Palestina dan juga secara tidak langsung kita, umat Islam, telah menyiratkan rasa bangga memakai simbol-simbol negara teroris pembunuh bayi-bayi Palestina tersebut.
Singkatnya, dengan memakai simbol-simbol Zionis Israel tersebut baik pada tas, topi, pakaian, dan lain sebagainya, maka, kita secara tidak langsung telah mendukung eksistensi negara teroris itu di Palestina dan juga secara tidak langsung kita, umat Islam, telah menyiratkan rasa bangga memakai simbol-simbol negara teroris pembunuh bayi-bayi Palestina tersebut.
Apalagi selanjutnya?
Organisasi
charitas Zionis Yahudi seperti Lion Club dan Rotary Club juga pernah
“bergentayangan” di bumi Aceh. Dari beberapa literatur disebutkan bahwa
kedua organisasi ini adalah milik Freemasonry.
Menurut almarhum ZA Maulani, yang sempat menjabat Kabakin Intelijen
Indonesia ini, Rotary Club merupakan organisasi charitas ekslusif.
“Disebut eksklusif, karena charter Rotary Club secara eksplisit
membatasi jumlah anggotanya sesuai dengan jumlah bidang bisnis dan
profesi yang ada pada masyarakat setempat.
Rotary Club mengadakan konvensi tahunan yang laporan anualnya menjadi bahan masukan untuk bahan pengembangan strategi bagi gerakan Freemasonry Internasional.” Tentu saja pernyataan ini bisa dijadikan landasan persamaan terhadap kegiatan Lion Club. Jika masih belum percaya silahkan baca buku karangan Muhammad Fahim Amin berjudul “Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club,” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar.
Rotary Club mengadakan konvensi tahunan yang laporan anualnya menjadi bahan masukan untuk bahan pengembangan strategi bagi gerakan Freemasonry Internasional.” Tentu saja pernyataan ini bisa dijadikan landasan persamaan terhadap kegiatan Lion Club. Jika masih belum percaya silahkan baca buku karangan Muhammad Fahim Amin berjudul “Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club,” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar.
Untuk film yang beredar di Aceh pun banyak yang memakai simbol-simbol
Pagan ini di dalam filmya. Utamanya film-film kartun yang beredar di
kios-kios VCD di Aceh. Lihat saja film kartun Death Note, yang bercerita
tentang ambisi Light Yagami yang ingin menjadi the god of the new world
(tuhan dari dunia baru), sebuah keinginan yang ingin dicapai oleh Bush
dan konco-konconya yang kini dilanjutkan oleh Obama dan organisasi
Pagan-Kabbalah seperti Freemason, Illuminati maupun Zionisme. Kemudian,
film kartun Ragnarok: The Animation. Film kartun produksi Jepang ini
juga sarat memakai istilah-istilah ajaran Pagan-Kabbalah yang kini sudah
bersemi baik di AS maupun Eropa juga Asia. Simbol dewa Horus bisa kita
perhatikan pada brosnya salah satu karakter kartun ini bernama Yuufa.
Film-film
produksi Disney’s juga memakai simbol-simbol ajaran penyembah Lucifer
ini pada setiap filmnya. Seperti diketahui, Disney’s sendiri adalah
milik Zionis-Yahudi, yakni gembong para pengusung ideologi
Pagan-Kabbalah. Walt Disney sendiri yakni pendiri Walt Disney’s Company
adalah seorang Freemason derajat 33. Film-film produksi Disney’s ini
sangat berbahaya di tonton oleh anak-anak karena mengajak mereka
menyelesaikan setiap persoalan dengan sihir.
Salah satu majalah yang dikeluarkan oleh Disney’s adalah Witch Magazine.
Majalah remaja yang mempunyai oplah yang cukup besar ini
sekurang-kurangnya telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Untuk
mengelabui pembacanya, Disney’s memberikan titik pada setiap hurufnya
menjadi W.i.t.c.h. dan di setiap titiknya dimasukkan lima simbol
Zionis-Yahudi, yakni Mata Horus, Segitiga Illuminati, Circle with a Dot
(Lingkaran dengan titik ditengahnya, yakni melambangkan wanita), lalu
simbol zodiak Pisces dan satunya lagi masih membingungkan penulis. Dan
salah satu karakternya diceritakan berumur 13 tahun (sebuah angka yang
menunjukkan ketigabelas suku bangsa Yahudi).
Meskipun di Aceh Majalah W.i.t.c.h. ini belum terbit, tapi ada satu
produk majalah Disney’s yang terbit di Aceh yakni Album Donal Bebek yang
diterbitkan oleh Kompas-Gramedia. Di album ini, ada satu kisah tentang
seorang penyihir tua bernama Madam Mikmak yang selalu dapat
menyelesaikan setiap persoalan lingkungannya dengan sihir. Selain itu
ada lagi satu karakter lainnya yang selalu disandingkan dengan Paman
Gober. Yaitu Mimi Hitam.
Dalam salah satu kisahnya, demi menghilangkan kutukan sial dari sebuah batu rubi, Donal mengontak Mimi Hitam untuk menghilangkan kutukan tersebut. Mimi Hitam sendiri adalah seorang dukun yang ingin memiliki koin keberuntungan milik Paman Gober. Perilaku ini lazim terjadi pada sebahagian masyarakat Indonesia yang percaya mitos dan pergi ke dukun untuk minta pertolongan keselamatan. Ini sungguh merusak aqidah!
Dalam salah satu kisahnya, demi menghilangkan kutukan sial dari sebuah batu rubi, Donal mengontak Mimi Hitam untuk menghilangkan kutukan tersebut. Mimi Hitam sendiri adalah seorang dukun yang ingin memiliki koin keberuntungan milik Paman Gober. Perilaku ini lazim terjadi pada sebahagian masyarakat Indonesia yang percaya mitos dan pergi ke dukun untuk minta pertolongan keselamatan. Ini sungguh merusak aqidah!
Semoga saja masyarakat Aceh menyadari bahaya perusakan aqidah oleh
Yahudi tersebut. Bagi yang ingin tahu lebih jelas lagi silahkan baca
tulisan berjudul “Mickey Mouse Leading Kids to Hell” di situs Illuminati-news.com atau baca artikel berjudul “The Skill of Lying, the Art of Deceid: the Disney Bloodline” di situs Theforbiddenknowledge.com.
Kehadiran Yahudi di Aceh
Kehadiran Yahudi di Aceh di mulai ketika kapal Vereenigde Oostindsche
Company (VOC) merapat di dermaga Aceh. Setidaknya inilah sedikit
keterangan yang bisa dijadikan patokan terhadap kehadiran mereka di
Aceh. (Sebagai catatan, Indonesia memiliki untaian pulau kurang lebih
dari 13000 pulau dan Indonesia memiliki 33 propinsi. Di dalam ajaran
Pagan Yahudi, Kabbalah sendiri, angka 13 dan 33 memiliki arti yang
sangat spesial).
SMAN 1 Banda Aceh |
Setelah menjejaki kakinya di Aceh, orang-orang Yahudi ini pun mulai
mendirikan sebuah Lodge (Loji) Freemasonry bernama Loji Prins Frederick
yang kini menjadi sebuah sekolah menengah atas SMAN 1 Banda Aceh.
Menurut Dr Th Steven (1994), gedung loji Vritmeselarij itu telah
digunakan sejak tahun 1878. Selain bukti kedatangan VOC di atas, bukti
lain yang juga dapat menguatkan penelusuran ini adalah perkataan
orangtua Aceh dulu, “Otakmu seperti Yahudi.”
Bukti lainnya adalah adanya batu nisan yang ditulis dengan bahasa
Ibrani dan gambar Bintang David, seperti simbol bendera Israel di batu
nisan tersebut. Tabloid Kontras pernah dalam sebuah kesempatan
menelusuri isu ini. Menurut informasi dari tabloid tersebut, lokasi batu
nisan di atas dapat dilihat di dalam komplek pemakaman Belanda,
Kerkouf.
Lantas adakah kota di Kutaraja ini yang dijadikan basis mereka? Untuk
saat ini penulis masih belum banyak menemukan bukti mengenai hal itu.
Tapi, ada satu daerah yang sempat dijadikan oleh orang Belanda sebagai
perkebunannya. Daerah itu adalah Blower. Dahulu, masyarakat Aceh mengenalnya dengan nama Bulchover,
yaitu nama pemilik perkebunan ini yang tak lain tak bukan adalah
seorang berkebangsaan Belanda. Dan tak tertutup kemungkinan kalau
Bulchover ini adalah beragama Yahudi. Lambat laun nama ini berubah
menjadi Blower. Pemaparan lengkap tentang asal mula kota Blower ini
silahkan baca di Tabloid Kontras bertema “Jejak Yahudi di Aceh.” Selain bukti-bukti di atas, adakah bukti-bukti lain?
George Soros, Pengusaha Yahudi Amerika |
Kantor Berita Antara pada tanggal 12 September 2007 lalu sempat
menurunkan laporan tentang niat seorang pengusaha Yahudi bernama George
Soros yang ingin berinvestasi di Aceh dengan menggarap 20000 hektar
perkebunan kelapa sawit.
Informasi ini sendiri berasal dari (mantan) Gubernur Irwandi Yusuf yang
saat itu berada di New York, Amerika Serikat (AS). Berita ini langsung
ditanggapi oleh media massa di Aceh maupun Nasional. Namun, entah karena
banyaknya penolakan dari masyarakat Indonesia, pialang Yahudi yang
sempat membuat perekonomian negara-negara Asia Tenggara (termasuk
Indonesia) ini menjadi morat-marit tertimpa krisis finansial pada 1997
inipun akhirnya membatalkan niatnya tersebut.
Di dalam pemerintahan Gubernur Irwandi Yusuf sendiri hadir orang Asing
yang menjadi penasehatnya. Sebut saja LeRoy Hollenbeck. Pria asal
Amerika Serikat (AS) ini telah lama hadir di dalam Pemerintahan Aceh,
semenjak Pj Gubernur Azwar Abu Bakar. LeRoy awalnya bekerja di BRR
NAD-Nias kemudian diperbantukan di Pemda Aceh (Modus Aceh, Februari
2008). Masih menurut sumber yang sama, LeRoy juga diduga agen intelijen
AS, CIA (Central Intelijen Agency) untuk Aceh.
Damien Kingsbury |
Yang membuat aneh adalah hadirnya seorang pria asal Australia bernama Dr Damien Kingsbury. Track record-nya jelas, dosen senior pada Deakin University ini juga ikut terlibat dalam memerdekakan Timor Timur (kini Timor Leste) dari Indonesia pada 1999, silam. Ia pun sempat dideportasi oleh pihak imigrasi lantaran masuk ke Aceh lewat jalur ilegal pada November 2007 lalu. Melihat track record-nya dalam memerdekakan Timor Timur, bisa jadi ia punya misi pertolongan yang sama terhadap Aceh.
Tanggal 27 Maret 2008, Tabloid Intelijen menurunkan sebuah laporannya
tentang sebuah operasi intelijen internasional bernama Hawk Eye.
Hubungannya dengan Aceh adalah operasi ini bakal digelar disini yang
berbasis di Pulau Weh, Sabang. Digunakannya Sabang sebagai basis mereka
antara lain, karena Sabang memiliki pelabuhan yang akan digunakan
sebagai Pelabuhan Bebas. Operasi ini sendiri dikabarkan bakal melibatkan
Badan Intelijen Israel Mossad, CIA, M11, dan Scotland Yard. Salinan
agak lengkap tentang mengapa operasi ini harus dilakukan di Sabang
adalah sebagai berikut:
“…Mereka mengincar Pelabuhan Sabang karena Pemerintah Filipina menutup pangkalan militer AS, Clark and Subic. Ditambah lagi semakin meningkatnya perdagangan di Pelabuhan Benghazi, Libya. Oleh pihak Rusia, pelabuhan ini dipakai sebagai tempat menyuplai persenjataan ke beberapa negara di Timur Tengah. Dalam kondisi ini, Hawk Eye berada di Bhosporus, Turki. Posisi ini sangat timpang karena kontrol komando yang sangat panjang antara Washington-Brussel-Colon-Sisilia-Diego Garcia-Leghorn, Irlandia. Hal ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi, karena membutuhkan teknologi satelit dengan menggunakan metode digital pada jaringan yang sangat panjang dan lebar.”
Terlebih lagi, lanjut Intelijen, operasional rutin armada tanpa
pangkalan yang permanen membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan penuh
resiko.
“CIA, Mossad, M11, dan Scotland Yard berusaha merancang titik-titik Hawk Eye pada gerbang lintasan antarbenua. Pihak CIA dan kawan-kawan menaruh harapan pada Perancis di Terusan Suez, tapi alternatif ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Mereka pun berupaya membuka titik pos di Sasebo, tapi terhalang Vladivostok dan Shakalin milik Rusia. Di Pos Diego Garcia mereka juga terhalang oleh Teluk Andaman dan Nikobar. Maka harus ada titik lain pada gerbang Samudera Hindia dan Selat Malaka sebagai tempat lalu lintas ekonomi AS dan Eropa. Tidak ada alternatif lain kecuali menjadikan Pelabuhan Sabang sebagai jaringan Hawk Eye,” tutup tabloid yang kini telah menjadi majalah ini menyudahi penelusurannya.
Dari sumber yang penulis temukan menyebutkan bahwa pengelolaan Pelabuhan
Bebas Sabang ini dipegang oleh Dublin Port Company (DPC). Izin yang
dikantongi oleh perusahaan asal Irlandia ini bisa saja dijadikan alasan
untuk berkomplot melaksanakan operasi ini dengan keempat badan intelijen
asing tersebut.
Selain itu, perjanjian DPC dengan Pemerintah Sabang ini dinilai dapat merugikan Sabang dan Indonesia, khususnya. Apalagi jika diperhatikan, kata Intelijen, dari berbagai informasi disebutkan bahwa pihak Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) kurang berpengalaman dalam tata laksana pelayaran interkotinental sehingga sangat mudah jika pihak Asing bisa dengan mudah bermain dan tentu saja merugikan kita, Aceh dan nasional.
Selain itu, perjanjian DPC dengan Pemerintah Sabang ini dinilai dapat merugikan Sabang dan Indonesia, khususnya. Apalagi jika diperhatikan, kata Intelijen, dari berbagai informasi disebutkan bahwa pihak Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) kurang berpengalaman dalam tata laksana pelayaran interkotinental sehingga sangat mudah jika pihak Asing bisa dengan mudah bermain dan tentu saja merugikan kita, Aceh dan nasional.
Gus Dur, Penerima Jewish Medal of Valor |
Apalagi yang membuka kembali Pelabuhan Bebas Sabang ini adalah mantan
Presiden Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur. Seperti yang
kita ketahui, Gus Dur adalah orang yang ingin membuka hubungan
perdagangan dengan negara Zionis Israel dan bersahabat dengan negeri
yang telah membantai ribuan muslim Palestina itu.
Sebagai catatan, pada Mei 2008, Gus Dur mendapatkan Medali Kehormatan (Medal of Valor) karena telah membela Zionisme dengan keterbukaan walaupun ia beragama Islam, yang langsung diberikan oleh Rabi Mervin Hier.
Sebagai catatan, pada Mei 2008, Gus Dur mendapatkan Medali Kehormatan (Medal of Valor) karena telah membela Zionisme dengan keterbukaan walaupun ia beragama Islam, yang langsung diberikan oleh Rabi Mervin Hier.
Lewat Menteri Perindustrian dan Perdagangannya kala itu, Luhut Binsar
Panjaitan, Gus Dur telah mensahkan Surat Keputusan Menperindag No.
23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001, yang tentu saja melegalkan
hubungan dagang dengan negeri teroris itu.
Gus Dur sendiri saat masih memimpin negeri ini sempat berkata,
permasalahan ini tak perlu dilihat dari unsur agamanya, tapi lihatlah
dari kepentingan nasionalnya. Inilah salinan dari surat keputusan yang
diterbitkan secara diam-diam dan tak jelas nasibnya sampai saat ini:
Perihal: Surat Keterangan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23/MPP/01/2001
tanggal 10 Januari 2001 tentang Pencabutan Surat Keputusan Menteri
Perdagangan No. 102/SK/VIII/1967 tentang Pelaksanaan Peraturan-peraturan
dibidang Kebijakan Ekspor dan Pemasaran Barang-barang produksi
Indonesia.
Perlu disampaikan bahwa saat ini tidak ada lagi hambatan atau larangan
secara hukum untuk perusahaan Indonesia melakukan dagang dengan
perusahaan Israel dan sebaliknya.
Apa yang mereka inginkan dari Aceh?
ACEH sendiri termasuk
provinsi di Indonesia yang paling kaya akan sumber daya alamnya. Dan AS
sendiri adalah negara yang langsung tanggap memberi pertolongan kepada
Aceh saat negeri ini disapu gelombang tsunami. Dan, AS sendiri adalah
negara yang paling berdarah tangannya dalam menyerang negeri muslim,
seperti Irak, Afghanistan dan Palestina alias memegang predikat sebagai
negara kolonialis dan imperialis (penjajah) nomor wahid!.
Dalam setiap pertolongannya, negara bermuka dua seperti AS dan
juga negeri-negeri penjajah lainnya selalu disertai dengan misi lain,
yakni menguasai sumberdaya sebuah negeri calon jajahannya tersebut.
Kasus Irak bisa kita ambil contoh. Misi sebenarnya AS menyerang Irak,
seperti diketahui oleh masyarakat dunia, bukanlah senjata pemusnah
massal, tapi adalah minyak. Apakah hal ini juga berlaku untuk Aceh,
khususnya dan Indonesia, umumnya? Bisa jadi, karena bagi Barat tak ada
yang namanya makan siang gratis! (No free lunch!).
Meskipun hal ini dibantah oleh pihak militer AS dan pemerintah
Indonesia, namun ada kabar yang beredar kalau sebenarnya AS ingin
membangun pangkalan militernya di Sabang. Sabang sendiri adalah sebuah
pulau yang sangat strategis bagi perdagangan. Terbukti ketika Belanda
(VOC) masih berkuasa di Aceh, negara tersebut ketika menguasai Aceh,
sempat membangun pelabuhannya disitu sebagai jalur perdagangannya. Kata “Balohan”
yang kini menjadi nama salah satu kota di Sabang, juga diduga kuat
berasal dari ucapan orang Belanda kepada kata Pelabuhan di Sabang.
Selain itu dari penuturan mantan pejabat tinggi intelijen Indonesia yang
dirahasiakan namanya oleh Herry Nurdi, yang kini menjabat Pemimpin
Redaksi majalah Islam Sabili ini mengatakan bahwa AS sejak awal telah
menyiapkan proyek Balkanisasi atau memecah belah Indonesia dengan cara
mempersenjatai dan menghidupkan lagi perlawanan di Aceh. Ini adalah
proyek pertama dan akan menyusul proyek lainnya di beberapa daerah di
negeri ini, seperti di Ambon, Maluku Utara, Papua dan Riau. Malah,
konon, jauh-jauh hari, persenjataan dari pihak luar yang telah disiapkan
dan tinggal menunggu perintah dalam daerah-daerah tersebut.
Lantas, siapa arsitek separatisme ini? Tentu saja kelompok Hawkish di
dalam pemerintahan AS. Mereka adalah kumpulan orang-orang Zionis Kristen
dan tentu saja Zionis Yahudi dan Israel. Orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap Islam dan akan berupaya penuh agar Islam tak akan
bangkit lagi karena jika Islam bangkit pasti akan mengganti
kepemimpinan sekaligus menghancurkan segala rencana busuk mereka atas
seluruh negeri Islam di dunia. Data proyek Balkanisasi dan Aceh ini
penulis kutip dari buku “Lobi Zionis dan Rezim Bush: Teroris Teriak Teroris” (Hikmah: 2006), hal. 123-124.
Seperti kita ketahui bersama, negeri Paman Sam tersebut hingga saat ini
masih dikuasai oleh Zionis Yahudi. Dan yang paling banyak penduduk
Yahudinya adalah di kota New York. Sehingga tak salah jika orang-orang
Yahudi tersebut menyebut kota ini sebagai “the New Yerussalem.”
Dan misi Zionis Yahudi ini adalah seperti yang tertulis pada lembaran belakang uang satu Dolar AS, yakni Novus Ordo Seclorum atau The New World Order
(Tata Dunia Baru). Yaitu mendirikan Negara Israel Raya dan setelah
negara Israel terbentuk maka misi terakhir mereka adalah mendirikan
kembali Kuil atau Haikal Sulaiman di dalam negeri tersebut untuk
dijadikan sebagai tempat bertahtanya kembali seorang Kristus (bukan
istilah untuk Yesus), raja yang telah lama dinanti-nantikan oleh mereka.
Dunia saat ini pun sedang mereka giring ke arah sana. Apakah Aceh dan
umumnya Indonesia juga menjadi target incaran mereka untuk dijadikan
basis gerakan The New World Order (Tata Dunia Baru) tersebut? Entahlah, yang jelas misi ke arah sana pasti ada dan tentunya masih sangat terbuka lebar.
Penulis: Abdul Fatah
Daftar Referensi:
- Rizki Ridyasmara, Fakta Data Yahudi di Indonesia Era Reformasi, Pustaka Al-Kautsar, 2008.
- Rizki Ridyasmara, Gerilya Salib di Serambi Mekkah, Pustaka Al-Kautsar, 2006.
- Herry Nurdi, Lobi Zionis dan Rezim Bush: Teroris Teriak Teroris, Hikmah, 2006.
- ZA Maulani, Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia, Daseta, 2002.
- Tabloid Kontras, Jejak Berdarah Yahudi, 2009.
- Tabloid Intelijen, Pelabuhan Bebas Sabang Lahan Operasi Intelijen Hawk Eye (Artikel), 27 Maret-9 April 2008.
- Modus Aceh, Ambisi Amerika “Menguasai” Aceh, Februari 2008.
- Antara.co.id, Irwandi: George Soros akan Berinvestasi di Aceh, 12 September 2007.
- Sabili, Penguasa Zionis Masuk Aceh (Artikel), 18 Oktober 2007.
- Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 6), 25 Desember 2008.
- Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 7), 4 Januari 2009.
- Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 8), 9 Januari 2009.
- Eramuslim.com, Sukarno, Megawati dan Islam (bagian 5), 12 Maret 2009.
- Eramuslim.com, Sukarno, Megawati dan Islam (bagian 6), 20 Maret 2009.
- Dan beberapa sumber yang telah penulis sebutkan di dalam tulisan ini di atas.
Posting Komentar