Konferensi “Mesir Pasca Jatuhnya Kudeta” Diadakan di Malaysia

Dr. Basim Khufaji (inet)
Kuala Lumpur. Beberapa elit politik penentang kudeta di Mesir mengadakan sebuah konferensi di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/12/2013) kemarin. Konferensi yang mengangkat tema “Masa Depan Mesir.. Visi Perubahan” ini membahas tentang strategi yang harus dilakukan pada masa setelah dijatuhkannya kekuasaan kudeta militer di Mesir.
Kebanyakan pembicara menyampaikan bahwa mekanisme yang paling tepat adalah dialog nasional yang melibatkan seluruh komponen rakyat Mesir, terutama kelompok-kelompok yang masih mengakui dan menghormati proses demokrasi dan diberlakukannya legalitas.
Selain usaha-usaha yang harus dilakukan untuk menjatuhkan kekuasaan kudeta, dibahas juga tentang agenda jangka pendek yaitu bagaimana mengelola masa peralihan kekuasaan, dan agenda jangka panjang yaitu bagaimana mengusahakan kebangkitan Mesir setelah itu.
Konferensi ini diprakarsai oleh Basim Khufaji, ketua Partai Ghad yang juga sempat masuk bursa pemilu presiden yang lalu. Sedangkan tokoh yang hadir di antaranya  Aiman Nur (politisi oposisi yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden pada masa Mubarak), Muhammad Qudusi (jurnalis), Salim Azuz (jurnalis), Ahmad ‘Amir (oposisi yang berdomisili di Inggris), dan beberapa perwakilan dari dalam Mesir yang tidak ingin diketahui keterlibatannya.
Konferensi ini dinilai penting, karena merupakan konferensi yang pertama kali dilakukan di Malaysia, bahkan di luar Mesir secara keseluruhan.
Dalam kesempatan ini, Aiman Nur menyatakan, “Kita membutuhkan usaha dari Mesir yang dibangun dari perhatian kita akan keselamatan Mesir. Kita memang ingin menghancurkan kudeta militer, tapi jangan sampai Mesir juga turut hancur bersamanya.”
Sedangkan aktivis oposisi yang berdomisili di London, Ahmad ‘Amir, menyatakan, “Konferensi ini menyatukan seluruh komponen yang berbeda-beda, tapi sama-sama menentang kudeta militer. Mereka berkumpul untuk menyumbangkan ide dan visi yang jelas tentang masa depan Mesir. Mereka sangat menghargai usaha dan perjuangan rakyat Mesir di dalam negeri, bahkan perjuangan dalam negeri adalah hal yang pokok, sedangkan usaha yang di luar sifatnya adalah membantu. Perjuangan di luar negeri tidak akan merampas hasil kerja di dalam negeri. Segala yang dihasilkan di luar harus disetujui pihak-pihak di dalam.” (msa/dakwatuna/aljazeera)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

LANGUAGE