Forum ini melibatkan berbagai elemen, termasuk dari ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure). Pada petang hari ini atau 17 November 2013, digelar pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah perwakilan.
"Ini dihadiri perwakilan dari Kemhan (Kementerian Pertahanan), Kominfo, ID-SIRTII sudah pasti, teman-teman komunitas, BI (Bank Indonesia), Lembaga Sandi negara, Bursa Efek Indonesia.
Mereka berkoordinasi untuk penanganan agar dampak tidak makin parah, dan kita bisa meredam serangan-serangan yang ada dan teman-teman kita tidak melanjutkan," kata Gildas Deograt Lumy dari FORMASI di Jakarta.
Ia mengatakan, saat ini koordinasi dilakukan ID-SIRTII dengan berbagai pihak. Tim akan bangun kekuatan untuk bertahan. Menurutnya, motif serangan ini diawali dari Indonesia yang disadap oleh Australia. "Kemudian teman-teman kita yang masih muda-muda, melakukan deface dan kemudian mereka membalas," terangnya.
Ditanya mengenai dampak seberapa parah imbas dari serangan hacker ini, ia mengatakan bahwa dampaknya bisa membuat rusuh negara.
"Dampaknya bisa rusuh negara. Kalau sampai parah, misalnya layanan perbankan mati, telekomunikasi mati, listrik mati, tidak bisa diakses, internet Indonesia mati. Benar-benar bisa rusuh dan menggangu perekonomian," tuturnya.
Ia mengatakan, perseteruan hacker Indonesia dengan Australia ini sudah berjalan sekira sepekan. Yang terbaru ialah, website Garuda-Indonesia pada Jumat siang telah diretas.
"Database tahun 2010 di-upload ke internet, isinya ada email, kartu kredit, dibocorkan. Jadi, klo deface masih di permukaan, kalau masuk sampai upload database, itu yang menurut kita lebih ke dalam lagi. Kalau bicara serangan cyber, makin dalam makin dalam, dampaknya bisa signifikan," jelasnya. (*/tekno.okz)
Posting Komentar