Ilustrasi praktik spionase
Sumber beberapa media Australia itu adalah bekas kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Abdullah Mahmud Hendropriyono. The Australian, misalnya, mengutip wawancara sebuah televisi Australia dengan bekas kepala BIN itu pada 2004 silam. Kala itu, Indonesia di bawah pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Dalam wawancara itu, Jenderal Hendropriyono, mengatakan kedua belah pihak (Australia dan Indonesia) saling menyadap komunikasi satu sama lain, selama krisis Timor Timur (sekarang Timor Leste). ”Kami ingin tahu apa yang sebenarnya dibahas tentang kami,” kata Hendropriyono, kepada Saluran Nine’s Sunday Program.
”Kita dapat mengatakan ini adalah rahasia umum. Anda tahu, itu rahasia, tapi seluruh masyarakat tahu . Ini adalah kegiatan intelijen yang sangat umum ,” ujar Hendropriyono.
Dia pun menduga kuat, Australia melakukan hal yang sama terhadap Indonesia kala itu. ”Dia (Australia) konyol jika dia tidak melakukan itu, Anda tahu,” katanya.
Bahan yang disadap intelijen Indonesia terhadap Autralia, katanya, adalah komunikasi sipil dan militer Australia. Namun, menurut Hendropriyono, kegiatan spionase telah berakhir karena Indonesia menghadapi musuh bersama, yakni terorisme global.
Posting Komentar