Perseteruan antara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS)
dan Gedung Putih mengenai rancangan anggaran pendapatan dan belanja
negara belum melunak. Kemungkinan besar, akan ada pertentangan lebih
besar dalam hal kemampuan Kementerian Keuangan membayar tagihan
pemerintah.
Alih-alih duduk semeja guna mencari jalan keluar dari kebuntuan, kedua
kubu malah saling melempar kesalahan. Kubu Republik mengecam Senat
Demokrat atas penolakannya melakukan negosiasi demi mencegah
lembaga-lembaga federal untuk mengurangi aktivitas pemerintahan dan
mulai merumahkan lebih dari 800 ribu pekerja.
Indeks harga saham gabungan mencatatkan kenaikan di tengah kemungkinan lumpuhnya pemerintahan.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menyesali keputusan DPR Republik
untuk memangkas atau mencabut UU kesehatan 2010, Affordable Care Act.
“Mereka telah melumpuhkan pemerintah demi menghalangi jutaan rakyat
Amerika mendapatkan asuransi kesehatan terjangkau,” ujar Obama dari
Gedung Putih.
Ketua DPR AS, John Boehner membebankan masalah pada kubu lawan dengan
berujar bahwa “Senat Demokrat menutup kemungkinan bagi kembali aktifnya
pemerintahan dengan menampik permintaan dialog.”
DPR Republik meluncurkan strategi baru yang ditujukan meningkatkan
tekanan pada Senat Demokrat untuk berunding. Para pemimpin kubu Republik
mengajukan sejumlah RUU untuk membiayai sebagian kecil lembaga
pemerintah seperti layanan bagi para veteran dan taman nasional yang
berlaku hingga 15 Desember.
Tak satu pun RUU mendapat dua per tiga dukungan yang diperlukan. Adapun,
RUU tersebut diketengahkan untuk menyoroti keengganan kubu Demokrat
untuk membiayai program-program populer yang direncanakan Republik. Para
anggota dewan legislatif dari kubu Republik mengungkap kemungkinan
untuk mengajukan RUU yang sama pekan ini.
Rendahnya frekuensi pertemuan antara kedua kubu dan Gedung Putih
memperbesar halangan bagi Kementerian Keuangan untuk membayar
tagihan-tagihan pemerintah setelah pertengahan Oktober. Saat itu,
Kongres AS sudah harus menyetujui kenaikan plafon utang federal. Jika
tidak, konsekuensi lebih buruk harus dialami oleh AS, yang dapat
berimbas pada perekonomian global.
Pemerintah lumpuh karena kubu Republik berkeras memangkas Affordable
Care Act sebelum pasar asuransi buka. DPR menolak untuk membiayai
lembaga-lembaga federal pada tahun fiskal yang baru tanpa menyertakan
ketentuan untuk menunda UU kesehatan atau, sebaliknya, mengendalikan
jumlah penerima. Senat menolak semua upaya DPR Republik.
Analis ekonomi memperkirakan krisis finansial serius yang menimpa pemerintah federal AS akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara ini semakin merosot tajam. Fakta ini sekaligus membuktikan kegagalan paket penyelamatan ekonomi Obama. Lembaga konsultan ekonomi, LLS memprediksi akibat masalah ini pertumbuhan ekonomi AS dalam triwulan terakhir hanya bertengger di level 1,4 persen. Imbas lainnya, bursa saham AS juga ikut terpuruk.
Diperkirakan, berlanjutnya masalah kebuntuan kesepakatan anggaran yang berlarut-larut akan memukul nilai tukar dolar terhadap mata uang negara lain. Lalu, mungkinkah ini indikasi awal kebangkrutan ekonomi AS?
(*/WSJ)
Analis ekonomi memperkirakan krisis finansial serius yang menimpa pemerintah federal AS akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara ini semakin merosot tajam. Fakta ini sekaligus membuktikan kegagalan paket penyelamatan ekonomi Obama. Lembaga konsultan ekonomi, LLS memprediksi akibat masalah ini pertumbuhan ekonomi AS dalam triwulan terakhir hanya bertengger di level 1,4 persen. Imbas lainnya, bursa saham AS juga ikut terpuruk.
Diperkirakan, berlanjutnya masalah kebuntuan kesepakatan anggaran yang berlarut-larut akan memukul nilai tukar dolar terhadap mata uang negara lain. Lalu, mungkinkah ini indikasi awal kebangkrutan ekonomi AS?
(*/WSJ)
Posting Komentar