Tindakan juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman, yang menyiram sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Tomagola, pada sebuah acara talkshow di TVOne, Jumat (29/6) pagi (lihat video) menuai tanggapan beragam dari pengguna media-media sosial di Indonesia.
Tak sedikit yang menghujat mantan ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) tersebut, seperti diungkapkan Widodo Rohmad lewat akun Facebook-nya." Itu adalah tindakan yang dianggap paling benar sendiri, tidak menghormati hak dan martabat orang lain, seperti tindakan ormasnya selama ini," katanya.
"Menjijikkan. Etika, moral dan akhlak tak pernah dipelajari mungkin hingga berani menyiram teh ke muka orang yang ditonton jutaan manusia, beginikah atas nama Islam?" tambah Sandiah Jauzi.
"Pak Munarman yang terhormat. Islam itu indah, Islam itu mengajarkan sopan santun,tata krama,dan sikap yang lembut, wallahu a'lam. Haruskah hal seperti itu dilakukan? Selayaknya kita sebagai umat Rasulullah paling tidak berusaha mencontoh sifat Beliau yang santun dan sabar," kata Frengky Al Musthofa.
Meskipun demikian juga juga yang membela aksi pria berusia 44 tahun itu.
"Berani berbuat, berani tanggung jawab. Maju terus bang Munarman. Hampir semua media cetak, TV , kalau memberitakan tentang FPI terkadang yang jeleknya saja, tapi masih banyak hal positif tidak pernah diliput. Apakah media ada agenda terselubung?" tutur Lanang Saif Al-Brebes.
Sementara, beberapa orang juga mengkritik sang sosiolog. Banyak yang menyayangkan sikap Tamrin yang memotong Munarman yang sedang berbicara. Hal itulah yang dianggap memancing kemarahan Munarman.
"Sebagai profesor, Tamrin tidak layak bersikap begitu. Jangan suka memutus pembicaraan apalagi sambil menunjuk-nunjuk. Biarkan orang lain meneruskan pembicaraannya. Tunjukkan bahwa kamu adalah seorang yang bisa menghargai pendapat pihak lain," kata Muhammad Amin
"Munarman memang salah tidak bisa menahan amarah, tapi Prof. Tamrin yg katanya intelektual kenapa saat orang bicara dia juga bicara dan menunjuk-nunjuk ke muka Munarman?" ujar Idham Iid.
"Masalahnya bukan perbedaan pendapat, tapi arogansi pak Tamrin dalam berdiskusi (memotong pembicaran dan menunjuk muka) yang memancing emosi Munarman," tambah Fallah Putra Timur.
(*/rol
)
Posting Komentar