Koran bergengsi Washington Pos terkejut membaca hasil sensus Biro Sensus AS yang dirilis Kamis (13/6/2013). Ternyata warga kulit putih di AS yang meninggal melebihi jumlah kelahiran bayi berkulit putih pada 2012.
Ada cara untuk menyeimbangi defisit populasi kulit putih di AS ini. Pemerintah AS giat mengimpor warga asing berkulit putih, termasuk dari Rusia, sehingga secara selintas ada pertumbuhan jumlah penduduk kulit putih di AS.
Menurut data sensus, sekitar 12.400 orang kulit putih AS yang meninggal tahun lalu. Ini lebih besar daripada bayi kulit putih yang lahir. Data ini mengejutkan, karena AS memprediksikan penurunan penduduk kulit putih berjalan secara gradual, ternyata tidak seperti itu.
“Kita memprediksikan penurunan populasi kulit putih akan terjadi dengan lambat dan ini menjadi ciri abad ini,” Washington mengutip William Frey, seorang demografer di Brookings Institution.
Dalam pernyataannya, Biro Sensus AS mencatat orang-orang Asia adalah kelompok rasa atau etnik yang paling cepat pertumbuhannya tahun lalu. Warga Asia di AS bertambah 530 ribu orang tahun lalu atau tumbuh 2,9 persen. Sehingga total warga negara AS keturunan Asia kini mencapai 18,9 juta. Lebih dari 60 persen dari angka pertumbuhan itu terjadi sebagai produk dari imigrasi internasional.
Washington Post menyitir beberapa faktor atas penurunan angka kelahiran bayi berkulit putih, termasuk kecenderungan wanita semua ras di AS yang sudah menggenggam pendidikan sarjana cenderung menunda pernikahannya atau momong anak hingga berumur mendekati 30 tahun.
Washington Post bilang, wanita kulit putih makin tak suka punya anak dibandingkan orang Hispanik atau wanita kulit hitam Afrika-Amerika.
(*/washingtonpost/inil
)
Posting Komentar