Polwan Briptu Rani angkat bicara soal pelecehan yang diterimanya dari Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho. Menurut Rani, pelecehan yang paling menyakitkan terjadi saat dirinya disuruh mengukur baju seragam.
"Perlakuan yang tak sepatutnya dilakukan pimpinan kepada bawahan, tidak sepatutnya dilakukan kapolres. Dia mengukurkan baju di badan saya," kata Briptu Rani saat berbincang dengan merdekacom, Kamis (13/6).
Rani membeberkan pelecehan yang dilakukan Kapolres. Dia sangat tersiksa karena tak ada yang membelanya saat pelecehan itu terjadi.
"Ada wakapolres dan ada beberapa pejabat polres lainnya. Tapi mereka cuma diam dan ketawa kaya memandang rendah saya gitu, saya minta pulang tapi nggak boleh. Tapi dia bilang perintah. Dan setelah kapolres selesai ukur, baru diukur ulang tukang jahit," kata Rani.
Rani menceritakan ada beberapa pelecehan lain. Dia pun mengaku sering diajak karaoke. Posisi Rani yang diberi tugas sebagai sekretaris pribadi, membuatnya tak berkutik.
"Aku nggak tahu karena dulu di bagian perencanaan. Jadi aku nggak tahu dia orangnya gimana, Dan waktu itu aku diperintah menjadi sepri, karena perintah ya saya terima," kata janda muda ini.
Karena kasus ini Rani mengaku malu untuk bertugas. Dia shock dan menjalani perawatan lahir dan batin di Jakarta. Atasan Rani menganggapnya lari dari tugas.
Kasubdit Penmas Bid Humas Polda Jawa Timur, AKBP Suhartoyo memilih bungkam, meski hanya menceritakan perkembangan penyelidikan tim dari Bid Propam Polda Jawa Timur ke Polres Mojokerto yang dilakukan pada Rabu lalu.
"Tak ada statemen apa-apa soal Rani. Silakan menulis apa saja soal Rani. Saat ini tak ada komentar apa-pun soal itu," kata dia singkat.
Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho saat menghadiri acara launching program COP yang digelar Polrestabes Surabaya di Empire Palace, juga bungkam.
"Kita ke kantor (Polres Mojokerto) sajalah," katanya singkat kepada wartawan di Surabaya.
(*/sumber:merdeka)
Posting Komentar