“Selamat datang di Intifadah Hacker”.
Ini pesan dari ribuan hacker dunia yang menyerang sebagian besar situs elektronik entitas zionis di jaringan internet. Mereka berhasil membobol situs-situs internet pemerintahan dan ribuan akun di Facebook dan Twitter.
Sejak awal April mereka mengumumkan akan menjadikan tanggal 7 April sebagai hari perlawanan elektronik untuk menghapus Israel dari jaringan internet. Israel pun bersiap-siap mengadapinya sebagai target serangan. Di malam hari 7 April, Israel benar-benar hilang dari dunia. Di hari yang sama, tahun 1969 adalah lahirnya jaringan internet secara simbolik.
Ribuan akun Israel di Facebook berhasil dibobol para hacker, disamping situs-situs pemerintah termasuk situs situs Mossad, Kementerian Perdagangan dan Kepresidenan. Bahkan situs PM Bejamen Netenyahu juga terbobol. Situs biro eksodus Yahudi pusat, situs-situs mahkamah-mahkamah dan bursa saham perdagangan juga tak luput dari serangan hacker.
Sebagian besar halaman web yang berhasil dibobol muncul gambar tawanan Palestina Samir Isawi yang mogok makan sejak 260 hari lalu disamping jargon yang menenegaskan pembebasan Palestina dan seruan menghapus Israel dari peta internet.
Ini menyentak, sebab kepala Dinas Cyber dan Informasi Israel Ronne Becker dengan mengangkat kedua tangannya mengatakan, “Kami tak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya menyaksikan pertempuran ini”. Sebab, Israel hanya bisa menyerang situs bantuan medis Palestina dan sebagian situs internet di Pakistan dan Turki. Sebab serangan ini melibatkan ratusan ribu hacker yang memiliki kepudlian terhadap Palestina.
Kenapa Israel tidak siap menghadapi hari ini agar bisa menggagalkan serangan cyber? Kemungkinan besar, mereka tidak merespon ini dengan serius. Mereka meyakini bahwa para pengancam tidak akan bisa. Demikian lah zionis, mereka selalu berfikir rasis sok paling hebat. Mereka tidak percaya orang pemuda Arab bisa melumpuhkan elektroni Israel.
Inilah pengalaman baru dimana Israel harus membuang teori keamanannya yang selama ini dianggap paling dikdaya. Bahkan dalam hitungan detik, dunia bisa mengapus Israel dari peta internet. Mereka tidak berdaya menghadapi pemuda Arab yang menentang dan melawan politik Israel.
Intifadah Hacker ini dilakukan pada saat memperingati syahidnya pimpinan Palestina asal Al-Quds, Abdul Qadir Al-Husaini dalam perpetempuran Qastal malam tanggal 8 April 1948. Saat itu, bersama pasukan bersenjata Palestina, Al-Husaini bertempur melawan zionis sampai gugur syahid.
Sebelum meninggal, Al-Husaini mengirim memo kepada Sekjen Liga Arab yang isinya “Saya bebankan kepada kalian tanggungjawab setelah kalian tinggalkan pasukanku tanpa senjata memenangkan pertempuran”. Jika Al-Husaini masih ada, apa kira-kira yang dia tulis?
Serangan elektronik hacker Palestina, Arab dan dunia terhadap sejumlah situs lembaga ekonomi, sosial, politik dan keamanan milik penjajah zionis merupakan hal penting dan efektif sebagai salah satu bentuk perlawanan terhadap entitas penjajah.
Entitas yang mengeksplorasi besar-besaran dalam merampas dan mengeruk sumber daya manusia dan alam serta melecehkan bangsa Palestina. Karena, penjajah ini berfariasi dalam melakukan kekerasan dan represif, maka perlawanan juga harus mengembangkan perlawanannya. Mereka pun memanfaatkan perkembangan dan kemajuan teknologi yang besar ini.
Capaian ini membuktikan umat ini sangat potensial. Mereka memiliki perangkat-perangkat kemuliaan dan harga diri. Mereka bisa berbuat dan berpengaruh. Kita bisa membuang baju kehinaan di hadapan penjajah dan maju dalam peradaban.
Perlawanan elektronik membuktikan bahwa Israel sangat lemah, kekuatannya yang didasarkan kepada kekerasan dan terorisme sangat rapuh. Mereka sangat mungkin menerima kekalahan.
Berikut ada sejumlah peristiwa kekalahan mereka yang tercatat dalam sejarah; tahun 1968 kalah dalam pertempuran Al-Karamah, kelakahan Israel dalam perang Oktober tahun 1973, kelahan Israel lebih dari sekali di Libanon, kelalahan mereka dalam pertempuran Al-Furqan tahun 2008, kekalahan mereka dalam kesepakatan “Wafa Ahrar” (pertukaran pembebasan 1027 tawanan dengan 1 serdadu Israel), kekalahan mereka dalam pertempuran Hijaratussijjil tahun 2012, dan kini mereka kalah dalam pertempuran elektronik.
Ini adalah lompatan besar dalam perlawanan membebaskan Palestina. Kemenangan itu sangat mungkin diwujudkan, tanpa mendramatisir atau berlebihan dalam optimism karena itu sesuatu yang riil.
Dr. Hasan Abu Hasyisy/Amjad Arrar
Posting Komentar