Sebuah klub sepakbola asal Israel, Beitar Yerusalem, baru-baru ini berencana merekrut dua pemain muslim. Namun, rencana itu justru menyebabkan protes besar-besaran dan kecaman dari para pendukung klub.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Senin (28/1), saat pertandingan liga primer dua hari lalu, para pendukung klub Beitar Yerusalem bahkan memasang sebuah spanduk yang menuliskan 'Beitar akan selalu murni'. Mereka memprotes terkait niat pemilik klub merekrut dua pemain muslim asal Chechnya.
Beitar merupakan corong partai politik sayap kanan di Israel dan satu-satunya klub sepakbola asal negara Yahudi itu yang tidak pernah merekrut pemain dari negara-negara Arab sebab besarnya tekanan dari para pendukung mereka.
Beitar delapan tahun lalu sebetulnya sempat merekrut seorang pemain muslim asal Nigeria, Ibrahim Nadalla. Namun, pemain yang beroperasi di lini belakang itu harus hengkang lantaran sering menjadi sasaran kemarahan para pendukung Beitar.
"Coba Anda bayangkan apa yang akan terjadi jika klub-klub di Inggris dan Jerman mengumumkan tidak memperbolehkan pemain Yahudi bergabung. Kita sebagai orang Yahudi, seharusnya dapat menjadi pelopor yang melawan tindakan rasis dan fasis," kata juru bicara parlemen Israel Knesset dan anggota senior Partai Likud, Reuven Rivlin, saat menghadiri perayaan tragedi Holocaust internasional di Ibu Kota Tel Aviv, kemarin.
Juru bicara polisi, Micky Rosenfeld, mengatakan pihaknya menahan tiga pendukung atas dugaan penghasutan saat pertandingan itu. Dia menjelaskan setidaknya satu dari antara ketiga orang itu akan diajukan ke pengadilan akhir pekan ini.
Asosiasi Sepakbola Israel (IFA) mengatakan juga akan mengambil langkah tegas terhadap klub Beitar. Tahun lalu, IFA juga menyatakan Beitar tidak sungguh-sungguh melawan tindakan rasisme dari para pendukungnya.
Beitar Yerusalem merupakan klub yang dimiliki oleh milyarder Yahudi kelahiran Rusia, Arkady Gaydamak. Namun, Arkady mengatakan, rencana klub untuk merekrut dua pemain asal Chechnya dari klub asal Rusia Terek Grozny, yakni Zaur Sadayev dan Dzhabrail Kadiyev ke Israel tidak akan terpengaruh dengan protes dari para pendukung Beitar.
Sekitar 20 persen dari 7,8 juta populasi Israel adalah warga Arab. Meski warga Israel keturunan Arab sudah sejak lama menjadi bagian dari tim nasional negeri Zionis itu, namun tidak banyak klub bola asal Israel yang memiliki pemain berdarah Arab.
Beitar Yerusalem saat ini berada di posisi empat klasmen liga primer Israel. Posisi ini dapat membawa Beitar maju ke ajang Liga Eropa musim depan.
ALARABIYA | MERDEKA | ATC
Posting Komentar