Illustrasi |
JAKARTA - Staf Khusus
Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief mengatakan,
Ibu kota Jakarta berpotensi terjadi gempa besar. Temuan ini dihasilkan
setelah para ahli di bidang kebumian melakukan riset atas Jakarta.
Andi menjelaskan, Jakarta termasuk daerah yang memiliki sesar aktif. Artinya memiliki potensi terjadi gempa dahsyat di darat.
"Para ahli mengumpulkan riset
tentang Jakarta. Jadi, Jakarta merupakan daerah tinggian tektonik, air
tidak membentuk delta, lalu terjadi penurunan tanah. Selain itu, Jakarta
teridentifikasi memiliki sesar aktif," jelas Andi saat menghadiri
diskusi publik bulanan (Bentang Bahari Baharu) yang diselenggarakan oleh
Indonesia Maritim Institute dengan tema Informasi Cuaca Buruk dan
Antisipasi di Sektor Maritim di Gedung Wisdome, Jakarta, Minggu (13/1).
Kota Tenggelam (illlust) |
"Siklus
belum bisa dipastikan, sekarang sedang dicari paleo (sisa-sisa
kegempaan). Pernah tahun 1699 terjadi gempa dahsyat di Jakarta, tapi apa
itu epicentrumnya di Jakarta atau di Gunung Salak belum diketahui,"
imbuhnya.
Andi menjelaskan, informasi ini
bukan untuk menakut-nakuti warga Jakarta. Tetapi, hal ini harus
dijadikan pembelajaran sehingga apabila benar-benar terjadi, peristiwa
tersebut dapat diminimalisir.
"Jepang itu persiapkan tahun
70an kejadiannya 2011, ini bukan untuk ditakuti tapi kita harus berubah,
gedung harus menyesuaikan diri dengan gempa, masyarakat membangun rumah
juga harus disesuaikan," tegas dia.
Selain gempa, Andi membeberkan
dalam temuan para ahli, penurunan struktur tanah juga terus terjadi.
Sehingga bukan tidak mungkin suatu waktu Jakarta akan rata dengan air.
Hal ini yang mengharuskan warga Jakarta mengungsi ke tempat yang lebih
tinggi yaitu Pulau Seribu.
"Kalau dari para ahli, terjadi
penurunan (tanah) terus menerus, pada saatnya nanti akan jauh lebih
tinggi air laut (di banding Jakarta), tentu Jakarta masa depannya di
Pulau Seribu, saya kira memang harus pindah tapi tidak harus sekarang,"
tandasnya.
MERDEKACOM | ATC
Posting Komentar