Musababnya, data situasi ekonomi Amerika Serikat menunjukkan penurunan. Penjualan ritel Amerika pada Januari kemarin merosot begitu parah. Laporan resmi pemerintah pada 13 Februari 2014 bahkan menyebut jumlah pengangguran meningkat.
Gubernur Bank Sentra Amerika (The Fed), Janet Yellen, mengatakan pengurangan stimulus moneter untuk membeli obligasi bertujuan untuk mengukur situasi ekonomi. Hal itu satu-satunya cara agar wajah ekonomi Amerika Serikat juga berubah.
“Data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan dimaknasi oleh pasar sebagai tanda kurangnya respons kebijakan dari The Fed,” tulis Dariusz Kowalczyk, pengamat ekonomi Credit Agricole CIB berbasis di Hongkong, dalam penelitiannya kemarin.
“Hasilnya, sentimen pasar di negara berkembang menjadi positif dan nilai tukarnya naik.”
Akhir pekan ini, rupiah menguat 2,8 persen , menjadi 11.825 per dolar. Sementara nilai tukar Won meningkat 1 persen menjadi 1,063 per dolar. Demikian pula dengan mata uang Baht Thailand yang menguat 0,6 persen sejak Kamis lalu menjadi 32,592 per dolar. (*tmpo)
Posting Komentar