Anonymous Australia meminta kepada hacker asal Indonesia tidak menyasar
situs-situs milik organisasi amal dan bisnis kecil dalam melampiaskan
dendam atas aksi penyadapan. Mereka meminta kelompok peretas asal
Indonesia hanya menyasar situs milik Pemerintah Australia saja.
Harian Australia, Sydney Morning Herald (9/11), Anoynmous Australia bahkan memperingatkan kelompok peretas Indonesia untuk mematuhi imbauan mereka.
"Situs-situs bisnis yang tak terkait masalah ini, seharusnya tidak
diserang. Kami meminta sebagai sesama saudara agar fokus kepada target
utama Anda, Pemerintah dan Badan Intelijen. Jangan libatkan pihak lain
masuk ke dalam masalah ini" tulis Anonymous Australia dalam sebuah video
di situs Cyber War News.
Anonymous Australia mengancam, apabila melanggar maka para peretas
Indonesia akan merasakan kemarahan dari sesama peretas dari Negeri
Kanguru.
Menurut laman Softpedia, para peretas kelompok Java Cyber Army
menyerang berbagai situs non pemerintah. Situs-situs yang telah disasar
antara lain, RS Queensland, asosiasi kanker anak, dan sebuah organisasi
amal anti perbudakan. Total ada sekitar 100 situs Australia yang
berhasil diretas oleh hacker Indonesia.
"Katakan kepada Pemerintah Anda, kami akan berhenti beraksi apabila ada
jawaban yang jelas terhadap aksi penyadapan ke Indonesia," tulis Juru
Bicara Java Cyber Army.
Sementara menurut Direktur Yayasan Tumor Anak Australia, Lisa Cheng,
mengaku tak tahu menahu mengapa situs organisasinya malah disasar hacker
Indonesia.
"Saya tidak dapat membayangkan mengapa ada orang yang mau menyerang
sebuah organisasi amal skala kecil. Saya rasa kami target yang mudah
untuk diserang," ujar Cheng.
Pihak Kedubes Australia di Jakarta, kepada vivanews (9/11)
mengatakan tidak ingin berkomentar mengenai aksi penyerangan oleh hacker
asal Indonesia. Juru Bicara Kedubes, Ray Marcelo, menyerahkan semua
kasus ini kepada otoritas berwenang di Negeri Kangguru.
"Kami menyadari adanya serangan hacker yang melibatkan situs individu
dan bisnis kecil. Saat ini aksi tersebut tengah ditelusuri oleh polisi
di negara bagian yang bersangkutan. Kedubes Australia tidak ingin
mengomentari terkait aksi tersebut," tulis Marcelo, dilansir vivanews.
Posting Komentar