Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmi |
Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmi, mengancam pemerintahan Hamas di
Jalur Gaza, bahwa Mesir akan menyerang Hamas jika mereka mencoba untuk
ikut campur tangan dalam urusan keamanan nasional di wilayah semenanjung
Sinai.
Dalam wawancara dengan surat kabar Al-Hayat, Nabil Fahmi menyatakan
bahwa “Mesir akan merespon dengan keras jika terbukti pihak Hamas atau
pihak yang lainnya mencoba untuk membuat huru-hara di wilayah internal
mereka.” Nabil juga menambahkan bahwa “ada banyak indikator menuju
kesana yang kami temukan dalam hal ini.”
Di lain hal, Nabil menjelaskan bahwa hubungan Mesir dengan Amerika
Serikat saat ini sedang bermasalah, ia juga telah memberitahu rekannya,
Menlu Amerika Serikat, John Kerry, bahwa keputusan Mesir tidak akan
terpengaruh oleh penurunan bantuan Washington ke Kairo.
Sejak awal operasi militer di Sinai, Militer Mesir menuduh Hamas telah
terlibat dalam gerakan bersenjata di wilayahnya, akan tetapi ini
langsung dibantah oleh semua faksi perjuangan Palestina bahwa pihaknya
tidak ada satupun yang ikut terlibat dalam aksi penyerangan pos-pos
militer di Semenanjung Sinai.
Hamas Mengecam
Dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Palestina
Ismail Haneyah menyatakan bahwa “tidak ada pihak-pihak di internal
faksi perjuangan Palestina yang ikut campur dalam masalah Mesir.”
Haneyah juga menambahkan “peluru dan senjata yang kami punya ditujukan
untuk musuh kami Israel, dan bukan untuk saudara kami di Mesir.”
Gerakan Al Ahrar Palestina juga ikut mengecam ancaman yang dilontarkan
Menlu Mesir, Nabil Fahmy, yang akan mennggunakan pilihan militer dan
keamanan untuk menghadapi Jalur Gaza.
Gerakan Al Ahrar menegaskan bahwa rakyat Palestina menunggu sikap Mesir
untuk menolong Masjid Al Aqsha dan mencegah pembagian yang dilakukan
penjajah Zionis, bukan ancaman menlu Mesir untuk melancarkan agresi ke
Jalur Gaza.
“Kami tegaskan bahwa itu adalah pernyataaan yang bertentangan dengan
akhlak dan peran Mesir dalam melindungi rakyat Palestina,” tegasnya
seperti dikutip Infopalestina.
Al Hayah, surat kabar yang terbit di London, sebelumnya menukil
pernyataan Fahmy bahwa ada indikator-indikator negatif di Jalur Gaza.
Namun, Fahmy menegaskan bahwa respons Mesir bisa berisi pilihan-pilihan
militer dan keamanan dan bukan pilihan-pilihan yang mengakhiri
penderitaan warga Palestina.
Gerakan Ahrar menilai pernyataan menlu Mesir tersebut hanya membantu
kepentingan penjajah Zionis yang berusaha memanfaatkan kudeta dan
berusaha mengobarkan api fitnah antara Gaza dan Mesir.
Karena, Zionis menilai bahwa Gaza dan perlawanannya merupakan garis pertahanan pertama bagi Mesir dan seluruh umat Islam.
"Gaza dan perlawanannya hanya akan menjadi pelindung bagi keamanan, rakyat dan perbatasan Mesir,” sebut pernyataan Al Ahrar.
AL_JAZEERA | INFOPALESTINE
Posting Komentar