SETIAP tanggal 1 Mei, kaum buruh dari seluruh dunia memperingati
peristiwa besar yaitu demonstrasi kaum buruh di Amerika Serikat pada
tahun 1886, yang menuntut pemberlakuan delapan jam kerja. Tuntutan ini
terkait dengan kondisi saat itu, ketika kaum buruh dipaksa bekerja
selama 12 sampai 16 jam per hari.
Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806
oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke
meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era
tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu,
perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama
kelas pekerja di Amerika Serikat.
Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk
menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang
pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan
100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam
kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja and
para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan
dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan “pengganggu
ketenangan masyarakat”.
Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk
mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan
yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai
Sekretaris Umum dari “United Brotherhood of Carpenters and Joiners of
America”. Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian
mereka kemudian merebak ke seluruh negara. McGuire dan para pekerja di
kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap
Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari
Pengucapan Syukur.
Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di
kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk
bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan
McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam
tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian
merayakannya.
Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari
libur umum. Pada 1894. Presider Grover Cleveland menandatangani sebuah
undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur
umum resmi nasional.
Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di
Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan
dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja
menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun sama)
telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan
ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres
merubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.
Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada
Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions
untuk, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan
semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era
tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized
Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh
di Kanada 1872 [1], menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan
diberlakukan mulai 1 Mei 1886.
PERISTIWA HAYMARKET
Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat
mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam
kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari
sejak tanggal 1 Mei.
Demonstrasi besar yang berlangsung sejak April 1886 pada awalnya
didukung oleh sekitar 250 ribu buruh. Dalam jangka waktu dua minggu
membesar menjadi sekitar 350 ribu buruh. Kota Chicago adalah jantung
gerakan diikuti oleh sekitar 90 ribu buruh. Di New York, demonstrasi
yang sama diikuti oleh sekitar 10 ribu buruh, di Detroit diikuti 11 ribu
buruh.
Demonstrasi pun menjalar ke berbagai kota seperti Louisville dan di
Baltimore demonstrasi mempersatukan buruh berkulit putih dan hitam.
Sampai pada tanggal 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke
Texas, dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh
di negeri tersebut.
Perkembangan ini memancing reaksi yang juga besar dari kalangan
pengusaha dan pejabat pemerintahan setempat saat itu. Melalui Chicago’s
Commercial Club, dikeluarkan dana sekitar US$2.000 untuk membeli
peralatan senjata mesin guna menghadapi demonstrasi.
Demonstrasi damai menuntut pengurangan jam kerja itu pun berakhir dengan
korban dan kerusuhan. Sekitar 180 polisi menghadang demonstrasi dan
memerintahkan agar demonstran membubarkan diri. Sebuah bom meledak di
dekat barisan polisi. Polisi pun membabi-buta menembaki buruh yang
berdemonstrasi. Akibatnya korban pun jatuh dari pihak buruh pada tanggal
3 Mei 1886, empat orang buruh tewas dan puluhan lainnya terluka.
Dengan tuduhan terlibat dalam pemboman delapan orang aktivis buruh
ditangkap dan dipenjarakan. Akibat dari tindakan ini, polisi menerapkan
pelarangan terhadap setiap demonstrasi buruh. Namun kaum buruh tidak
begitu saja menyerah dan pada tahun 1888 kembali melakukan aksi dengan
tuntutan yang sama. Selain itu, juga memutuskan untuk kembali melakukan
demonstrasi pada 1 Mei 1890.
Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di
Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh
sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi:
Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari
tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan,
pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar
pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan
melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis.
Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan
sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day,
diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat
tekanan keras dari pemerintah mereka.
[pelbagai sumber]
Posting Komentar