Media online atau biasa juga
disebut portal berita kini semakin menjadi ancaman serius bagi koran
atau majalah karena semakin teknologi informasi yang makin berkembang.
Pada sisi lain, biaya produksi
dan distribusi media massa konvensional semakin mahal dan langka selain
tinjauan dari sisi kelestarian lingkungan hidup.
"Saat ini dari 260 juta jiwa
penduduk Indonesia sebanyak 23 persen di antaranya telah menjadi pembaca
setia beragam media online," kata Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis
Independen, Suwarjono, ketika menjadi panelis Seminar New Media:
Pembaca, Laba dan Etika, yang diselenggarakan, di Palembang, Sabtu.
Menurut dia, perkembangan pesat teknologi internet mendorong semakin banyak pengakses media online.
Apalagi, kini mengakses portal
tidak hanya menggunakan komputer atau laptop tetapi melalui telpon
genggam atau alat komunikasi bergerak lain. Telah terjadi pergeseran
perilaku pemakai alat komunikasi digital, dari berbasis desktop kepada
gadget bergerak.
Ia mengatakan, kehadiran
teknologi sehingga melahirkan media online ini sungguh luar biasa
dampaknya terhadap percepatan komunikasi di negeri ini.
Terbukti, kini media massa cetak nasional menghadapi stagnansi akibat pembaca sudah beralih ke portal berita.
Dia menjelaskan, kondisi
tersebut tentunya mesti disikapi secara bijak oleh pemilik media apakah
akan mempertahankan koran atau majalah. Bertransformasi menjadi media
online juga pilihan penting.
Sementara Redaktur Senior
kompas.com, Heru Margiyanto, menambahkan, sejumlah media besar di
Amerika Serikat membuktikan, menghentikan produksi media cetak dan
menganti dengan portal adalah pilihan tepat.
"Contohnya Newsweek yang kini
tidak terbit lagi dalam bentuk cetak melainkan online," tambahnya. Dia
mengatakan, memang di Indonesia baru sekitar 63 juta pengakses internet
tetapi kondisi ini akan terus berkembang.
Sumber: ANTARA
Posting Komentar