Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh
dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan. Indonesia
misalnya, sebagai sebuah negara terdiri dari ribuan pulau dan dengan
penduduk muslim terbesar di dunia.
1. Asal Mula yang Menakjubkan
Pada
jaman dulu, Rasulullah Saw. kebingungan untuk menyampaikan saat waktu
shalat tiba. Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan
para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu masuknya
waktu salat dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke masjid untuk
melakukan salat berjamaah. Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan.
Ada yang mengusulkan untuk mengibarkan bendera saat waktu shalat itu
tiba, ada yang usul untuk menyalakan api di atas bukit, meniup terompet
seperti yang biasa dilakukan oleh umat Yahudi, dan bahkan membunyikan
lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. Semua usulan
yang diajukan itu ditolak oleh Nabi.
Adalah Abdullah bin Zaid yang bermimpi bertemu dengan seseorang yang
memberitahunya untuk mengumandangkan adzan dengan menyerukan lafaz-lafaz
adzan yang sudah kita ketahui sekarang.
Pada suatu hari, Sahabat Abdullah bin Zaid al-Anshari al-Khazraji dalam tidur bertemu dengan seorang laki-laki yang membawa lonceng, kemudian beliau bertanya: “Wahai hamba Allah, apakah engkau hendak menjual lonceng?”
Kemudian hamba Allah tersebut bertanya: “Apa yang hendak engkau lakukan terhadap lonceng ini?”
Maka beliau menjawab: “Untuk memanggil sholat.”
Hamba Allah tersebut kemudian berkata: “Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik darinya?”
Kemudian beliau bertanya lagi: “Apa itu?”
Hamba Allah tersebut berkata: “Ucapkanlah Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Asyhadu Allah Ilaaha illallaah, Asyhadu allaa Ilaaha illallaah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah. Hayya alash Shalaah, Hayya alash Shalaah. Hayya alal Falaah, Hayya alal Falaah. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaah."
Kemudian Abdullah menyampaikan mimpi tersebut pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka, Beliau bersabda:
“Itu adalah mimpi yang benar, insya Allah. Pergilah pada Bilal dan ajarkan hal itu kepadanya karena suaranya lebih nyaring daripada kamu.”
Ketika Bilal mengumandangkannya, Umar bin al-Khaththab mendengarnya.
Maka, beliau mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan
berkata: "Wahai Nabi Allah, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, sungguh aku telah bermimpi yang sama dengan mimpinya.” Maka Rasulullah Saw. bersabda:
“Segala puji bagi Allah.”
Dalam Shalat Shubuh, Bilal menambahkan "Ash-Shalaatu Khairan minan Naum", dan hal ini disetujui oleh oleh Nabi Saw. Kemudian, Nabi Saw. mengajarkan iqamat pada Bilal, beliau bersabda:
"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Asyhadu Allah Ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah, Hayya alash Shalaah. Hayya alal Falaah, Qad Qaamatish Shalah, Qad Qaamatish Shalah, Allahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaah."
2 . Kalimat Penyeru yang Mengandung “Kekuatan Supranatural”
Ketika azan berkumandang, kaum yang bukan sekedar muslim, tetapi juga
beriman, bergegas meninggalkan seluruh aktivitas duniawi dan bersegera
menuju masjid untuk menunaikan salat berjamaah. Simpul-simpul kesadaran
psiko-religius dalam otak mereka mendadak bergetar hebat, terhubung
secara simultan, dan dengan totalitas kesadaran seorang hamba (abdi)
mereka bersimpuh, luruh dalam kesyahduan ibadah shalat berjamaah.
3. Adzan Senantiasa Ada Saat Peristiwa-peristiwa Penting
- Fathu Makah : Pembebasan Mekkah merupakan peristiwa yang
terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan 8 H, dimana
Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan
kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan, sekaligus menghancurkan
berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka’bah. Lalu Bilal
Mengumandangkan Adzan Diatas Ka’bah.
- Perebutan kekuasaan Konstatinopel : Konstantinopel jatuh
ke tangan pasukan Ottoman, mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur. lalu
beberapa perajurit ottoman masuk kedalam Ramapsan terbesar Mereka
Sofia..lalu mengumandangkan adzan disana sebagai tanda kemenagan meraka.
4. Adzan telah Miliyaran kali Dikumandangkan
Sejak pertama dikumandangkan sampai saat ini mungkin sudah sekitar 1500
tahunan lebih adzan dikumandangkan. Anggaplah setahun 356 hari . berarti
1500 tahun X 356 hari= 534000 dan kalikan kembali dengan jumlah umat
islam yang terus bertambah tiap tahunnya. Kita anggap umat islam saat
ini sekitar 2 miliyar orang dengan persentase 2 milyar umat dengan 2
juta muadzin saja. Hasilnya = 534.000 x 2.000.000 = 1.068.000.000.000
dikalikan 5 = 5.340.000.000.000
5. Adzan Ternyata Tidak Pernah Berhenti Berkumandang
Proses itu terus berlangsung dan bergerak ke arah barat kepulauan
Indonesia. Perbedaan waktu antara timur dan barat pulau-pulau di
Indonesia adalah satu jam. Oleh karena itu, satu jam setelah adzan
selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula
sumatra, dimulai Lampung hingga ke ujung Aceh.
Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.
Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.
Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu
adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan
Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat
puluh menit, dan dalam waktu ini, (Dawn) adzan Fajar telah terdengar di
Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan
Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan
kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah
dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.
Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam.
Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam
tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang
sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah
jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.
Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang
sama. Proses panggilan Adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh
kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian
Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di
pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.
Sebelum Adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah
dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan
Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira
satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul. Dan tidak lama
setelah waktu Maghrib mencapai Sumatera, maka waktu adzan Isya telah
dimulai di Sulawesi! Bila Muadzin di Indonesia mengumandangkan adzan
Fajar, maka muadzin di Afrika mengumandangkan adzan untuk Isya.
Seiring bergantinya siang dan malam ternyata Adzan akan selalu berkumandang di bumi ini. Tanpa kita sadari, para muadzin di seluruh penjuru dunia ini tak henti - hentinya bersahutan mengumandangkan adzan. Insya Allah gema Adzan akan terus mengawal dunia berputar hingga akhir zaman. []
Seiring bergantinya siang dan malam ternyata Adzan akan selalu berkumandang di bumi ini. Tanpa kita sadari, para muadzin di seluruh penjuru dunia ini tak henti - hentinya bersahutan mengumandangkan adzan. Insya Allah gema Adzan akan terus mengawal dunia berputar hingga akhir zaman. []
Referensi : Eramuslim | Wikipedia | Tahukahkamu
Posting Komentar