PARAH UTANG INDONESIA TRILIUNAN



Jakarta - Total utang pemerintah Indonesia hingga Februari 2012 mencapai Rp 1.844,96 triliun naik Rp 41,47 triliun dari akhir 2011 yang nilainya mencapai Rp 1.803,49 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia berada di level 25,5% pada Februari 2012.

Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah di Februari 2012 mencapai US$ 203,08 miliar jumlah ini naik dari posisi di akhir 2011 yang mencapai US$ 198,89 miliar.

Demikian data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Senin (9/4/2012).

Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman US$ 67,53 miliar dan surat berharga US$ 135,54 miliar. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 7.226 triliun, maka rasio utang Indonesia per Februari 2012 tercatat sebesar 25,5%.

Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga akhir Februari 2012 adalah:
  • Bilateral: US$ 40,98 miliar
  • Multilateral: US$ 23,55 miliar
  • Komersial: US$ 2,84 miliar
  • Supplier: US$ 50 juta.
  • Pinjaman dalam negeri US$ 120 juta
Sementara total surat utang yang telah diterbitkan oleh pemerintah sampai Februari 2012 mencapai US$ 135,54 miliar. Naik dibandingkan posisi di akhir 2011 yang sebesar US$ 130,97 miliar.

Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:
  • Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
  • Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
  • Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
  • Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
  • Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
  • Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
  • Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
  • Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
  • Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
  • Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
  • Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
  • Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
  • Februari 2012: Rp 1.844,96 triliun (25,5%)

Berikut daftar 3 besar negara pemberi utang ke Indonesia:
  • Jepang, nilainya US$ 29,69 miliar (44%)
  • Prancis, nilainya US$ 2,66 miliar (3,9%)
  • Jerman, nilainya US$ 2,32 miliar (3,4%)
  • Utang bilateral lainnya, senilai US$ 9,19 miliar (13,6%)

Selain negara, utang luar negeri Indonesia juga didapat dari lembaga multilateral yang totalnya US$ 23,32 miliar. Berikut daftar lembaga multilateral pemberi utang terbesar ke Indonesia:
  • Bank Pembangunan Asia (ADB/Asian Development Bank), nilainya US$ 10,63 miliar (15,7%)
  • Bank Dunia US$ 12,23 miliar (18,1%)
  • Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB), nilainya US$ 470 juta
  • Lembaga multilateral lainnya, senilai US$ 230 juta (0,3%)

Sebelumnya, Presiden SBY menyatakan tengah mempersiapkan gerakan penghematan nasional. Gerakan ini diharapkan bisa jadi solusi lonjakan subsidi BBM bila tahun ini harga minyak dunia semakin melonjak dan cegah utang baru.

SBY berharap seluruh lembaga dan masyarakat mendukung aksi gerakan penghematan nasional ini. SBY optimistis gerakan ini bisa memberikan solusi untuk selamatkan ekonomi nasional bila tahun ini harga minyak dunia terus saja naik mengingat krisis di Selat Hormuz yang berkepanjangan.

"Gerakan ini juga upaya mencegah defisit anggaran. Itu semua agar kita tidak menambah utang, sebab menyusahkan kita, pemerintahan mendatang dan generasi penerus," papar SBY.
Pada tahun ini, Hatta menyatakan utang tetap ditahan di bawah 3 persen atau sekitar 2,23 persen.

"Makanya defisit kita jaga di 2,23 persen ditambah 0,5 defisit daerah maka kita perkirakan harus di angka 190 itu defisit kita, dari 1500 triliun belanja negara maka defisit 2,23 persen dari GDP kita," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, total utang pemerintah Indonesia hingga Februari 2012 mencapai Rp 1.844,96 triliun naik Rp 41,47 triliun dari akhir 2011 yang nilainya mencapai Rp 1.803,49 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia berada di level 25,5% pada Februari 2012.

Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah di Februari 2012 mencapai US$ 203,08 miliar jumlah ini naik dari posisi di akhir 2011 yang mencapai US$ 198,89 miliar. (SUMBER : detik.com)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

LANGUAGE